TEMPO.CO. Jakarta - Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld menyatakan bakal mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kacaunya evakuasi pengungsi Afghanistan Agustus lalu. Langkah Bijleveld ini mengikuti Menteri Luar Negeri Sigrid Kaag.
Mayoritas parlemen Belanda pada 16 September 2021 menyatakan bahwa kedua menteri tersebut bertanggung jawab atas terlambatnya respons Pemerintah Belanda dalam mengantisipasi pergerakan Taliban. Dua menteri tersebut juga dianggap gagal mempersiapkan dan mengantisipasi ribuan pengungsi asal Afganistan yang mestinya bisa ditampung di Belanda.
Bijleveld sendiri merupakan menteri keenam yang mengundurkan diri sejak Perdana Menteri Mark Rutte lengser akibat kasus subsidi anak pada Januari lalu. Sejak saat itu, pemerintahan Belanda dipegang oleh pelaksana tugas.
Rutte dan Kaag juga gagal membentuk pemerintahan baru dalam pemilihan umum enam bulan lalu. Kaag mundur saat penolakan terhadap dirinya dan Rutte disampaikan.
Awalnya, Bijleveld sempat menyatakan akan mempertahankan jabatannya. Namun, ia kemudian menyatakan mundur setelah mendapatkan kritik dari anggota partainya sendiri, Partai Kristen Demokrat.
"Saya ingin menyelesaikan misi kami untuk membawa mereka yang masih berada di Afghanistan dan yang mengandalkan kami ke tempat yang aman", kata Bijleveld.
"Tetapi posisi saya telah menjadi bahan diskusi, dan saya tidak ingin menghalangi pekerjaan penting orang-orang yang bekerja untuk saya," ujar Bijleveld melanjutkan soal statusnya sebagai Menhan Belanda.
Baca juga: Evakuasi Afghanistan Kacau, Menteri Luar Negeri Belanda Mundur
ANDITA RAHMA | REUTERS