Bagaimanapun kerasnya tiga pemimpin meyakinkan dunia, pakta pertahanan AUKUS dianggap sebagai tandingan pengaruh militer China yang semakin tumbuh di kawasan Indo-Pasifik.
Ketika mengumumkan aliansi keamanan baru pada hari Rabu, para pemimpin Amerika Serikat, Australia dan Inggris tidak menyebut China, tetapi Washington dan sekutunya berusaha untuk melawan kekuatan dan pengaruhnya yang semakin besar, terutama pembangunan militernya, tekanan terhadap Taiwan dan penempatan di Laut Cina Selatan yang diperebutkan.
Kedutaan Besar China di AS mengatakan bahwa negara-negara tidak boleh membangun blok eksklusif yang menargetkan atau merugikan kepentingan pihak ketiga.
"Secara khusus, mereka harus melepaskan mentalitas Perang Dingin dan prasangka ideologis mereka," katanya.
Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan pada Kamis, perjanjian itu "sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional dan mengintensifkan perlombaan senjata".
"Ekspor teknologi kapal selam nuklir yang sangat sensitif oleh Amerika Serikat dan Inggris ke Australia sekali lagi membuktikan bahwa mereka menggunakan ekspor nuklir sebagai alat permainan geopolitik dan mengadopsi standar ganda, yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Zhao, ABC melaporkan.
Zhao mengatakan kesepakatan itu memberi negara-negara kawasan "alasan untuk mempertanyakan ketulusan Australia dalam mematuhi komitmen non-proliferasi nuklirnya".
Dia mendesak sekutu Barat untuk meninggalkan pola pikir Perang Dingin mereka yang sudah ketinggalan zaman atau mengambil risiko "menembak kaki mereka sendiri".
Perdana Menteri Scott Morrison menolak kritik tersebut.
"China memiliki program yang sangat substantif untuk pembangunan kapal selam nuklir dan mereka memiliki hak untuk mengambil keputusan demi kepentingan nasional mereka untuk pengaturan pertahanan mereka, tentu saja begitu juga dengan Australia dan semua negara lain," katanya.
Kapal selam bertenaga nuklir dapat menghabiskan waktu lebih lama di bawah air, memungkinkan taktik siluman di area gesekan potensial dengan China seperti Laut China Selatan, kata analis keamanan.
"Beijing pasti akan menafsirkan kapal selam baru sebagai tembakan melintasi haluan China," Bates Gill, kepala Asia-Pacific Security Studies di Macquarie University, mengatakan kepada Reuters.
"Seperti rencana yang baru-baru ini diumumkan untuk memperoleh rudal anti-kapal jarak jauh, langkah ini dimaksudkan untuk mencegah pasukan maritim yang bermusuhan mendekati Australia. China saat ini adalah satu-satunya negara yang dapat menimbulkan ancaman semacam itu ke Australia," kata Gill.
AUKUS MEMBUAT SEKUTU LAMA KESAL