TEMPO.CO, Jakarta - Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengecam Presiden Korea Selatan Moon Jae-in karena mencap uji coba peluru kendali Korea Utara sebagai "provokasi" ketika mereka juga mengadakan uji coba rudal balistik.
Padahal kedua negara baru-baru ini sama-sama uji coba rudal balistik, bahkan hanya selisih beberapa jam.
Ia memperingatkan, pernyataan itu bisa menyebabkan "kebuntuan total" hubungan antar-Korea.
Menurut kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Kamis, 16 September 2021, pernyataan itu muncul tak lama setelah Moon menyaksikan uji coba rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) Korea Selatan.
Sebuah rudal diluncurkan dalam latihan Resimen Rudal Kereta Api di Korea Utara pada 16 September 2021. KCNA via REUTERS
Moon mengatakan, negaranya sudah memiliki "pencegah yang cukup" untuk mengatasi provokasi Korea Utara kapan saja.
Tes itu dilakukan beberapa jam setelah militer Korea Selatan dan Jepang mengatakan Korea Utara menembakkan dua rudal balistik ke laut.
Kim Yo-jong mengecam Moon sebagai "terlalu bodoh" untuk menjadi presiden suatu negara dan memperingatkan bahwa hubungan Utara-Selatan akan berakhir dalam kebuntuan total jika Moon terus mendukung "tindakan menyalahkan dan menyakiti mitra dialog."
Menurut Kim, kebuntuan hubungan antar-Korea bukanlah yang diinginkan Korea Utara. Dia mengatakan Korea Utara sedang mengembangkan kemampuan militernya untuk pertahanan diri tanpa menargetkan negara tertentu, dan bahwa Korea Selatan juga meningkatkan kemampuan militernya.
Peluru kendali SLBM Korea Selatan yang diuji coba 15 September 2021. (Kementerian Pertahanan Korea Selatan
Korea Utara sering menuduh Selatan munafik karena memperkenalkan senjata modern sambil menyerukan pembicaraan untuk meredakan ketegangan antara negara-negara yang terpecah.
“Jika presiden ikut dalam fitnah dan fitnah (terhadap kami), ini akan diikuti dengan tindakan balasan, dan hubungan Utara-Selatan akan didorong menuju kehancuran total,” katanya seperti dikutip AP dari media pemerintah Korea Utara. “Kami tidak menginginkan itu.”
Sebelumnya Kim Yong-chol, kepala Departemen Front Persatuan Utara, mengkritik Seoul dan Washington karena melanjutkan latihan militer bersama mereka bulan lalu. Pernyataan itu disampaikan oleh media Korea Utara, termasuk Rodong Sinmun dan Televisi Pusat Korea yang dikelola pemerintah.
Pada hari Rabu, Pyongyang juga mengadakan uji coba dua rudal balistik jarak dekat di Laut Timur yang dilakukan dari sebuah kereta api hanya beberapa jam sebelum Seoul melakukan uji coba SLBM.