TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Harry lahir pada 15 September 1984, pukul 16.20 waktu setempat di Rumah Sakit St. Mary’s, London, Inggris. Ia bernama lahir Pangeran Henry dari Wales (Prince Henry of Wales), ia lahir tepat pukul 16.20 waktu setempat. Pangeran dari Inggris ini putra kedua Pangeran Charles dan Putri Diana.
Melansir laman biography.com, mendiang Putri Diana menggambarkan Harry sebagai seorang yang sangat artistik dan sporty. Hal ini dibuktikan ketika ia lebih memilih untuk mengenyam pendidikan militer pada 2005. Ia juga pernah ditugaskan ke Afghanistan dan mengikuti berbagai kegiatan amal.
Pada 1989, Pangeran Harry bersekolah di Wetherby. Pada 1992, ia melanjutkan sekolah ke Ludgrove, sebuah sekolah di Barkshire. Kemudian, ketika ia menginjak usia untuk masuk universitas, Pangeran Harry tidak melanjutkan pendidikannya di universitas, melainkan memilih untuk menyelami bidang militer.
Pada Mei 2005, ia masuk ke dalam Akademi Militer Kerajaan Sandhurst (Royal Military Academy Sandhurst). Pada April 2006, ia mengikuti Household Cavalry sebagai letnan dua. Pada 2007, ia mulai mengikuti pelatihan persiapan pada zona perang. Dengan identitas kerajaannya, penempatan Pangeran Harry pada zona perang cukup menimbulkan pro dan kontra.
Pada Februari 2008, Pangeran Harry mulai melakukan tugasnya di Afganistan. Ia bertugas selama dua bulan. Tahun 2009 sampai 2012, Pangeran Harry mengikuti pelatihan untuk menjadi pilot helikopter Apache di Korps Udara Angkatan Darat (Army Air Corps). Pada September 2012, ia kembali bertugas di Afganistan setelah belajar di militer angkatan udara. Kemudian, ia mengakhiri karirnya di militer secara resmi pada 2015.
Pada 2018, ia menikah dengan Meghan Markle, aktris asal Amerika. Mereka memiliki anak laki-laki bernama Archie Harrison Mountbatten-Windsor dan anak perempuan bernama Lilibent Diana Mountbatten-Windsor.
Pada Januari 2020, Pangeran Harry secara resmi mengundurkan diri dari keluarga kerajaan. Ia memilih untuk keluar dari kerajaan Inggris karena lingkungan yang tidak mendukung dan tekanan dari media yang terus mengikutinya.
Tekanan media ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masalah pada kesehatan mental. Hal ini ia curahkan pada acara TV berjudul The Me That You Can’t See. Pada acara TV ini, suami Meghan Markle menceritakan kesulitannya selama menjadi bagian dari Kerajaan Inggris dan pilihan dia untuk keluar dari keluarga kerajaan. Pangeran Harry juga menceritakan pengalamannya menggunakan narkotika dan alkohol sebagai pelampiasannya pada gangguan kesehatan mentalnya.
JACINDA NUURUN ADDUNYAA
Baca: Pangeran Harry Mendorong Veteran Afghanistan Saling Dukung Satu Sama Lain