TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden memberikan dukungannya pada perwira tinggi militer AS, Mark Milley, sehari setelah sebuah buku baru menyatakan dia melakukan panggilan rahasia kepada rekannya dari Cina atas kekhawatiran Presiden Donald Trump memicu perang.
Kantor Milley membantah isi laporan dalam buku itu, dan mengatakan bahwa telepon ke Cina itu dilakukan sebagai ketua Kepala Staf Gabungan dan sudah dikoordinasikan dengan Pentagon dan pemerintah AS.
Menurut kutipan buku itu, Milley diam-diam menelepon Jenderal Li Zuocheng dari Tentara Pembebasan Rakyat dua kali dalam bulan-bulan terakhir pemerintahan Trump untuk mengatakan bahwa pemerintah AS stabil.
Milley dilaporkan memberi tahu Li bahwa Amerika Serikat tidak akan menyerang Cina dan, jika ada serangan, dia akan memperingatkannya sebelumnya.
Kutipan itu dilaporkan oleh Washington Post pada hari Selasa.
Panggilan itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Milley mungkin telah menumbangkan kontrol sipil, tetapi Biden membelanya pada hari Rabu.
"Saya sangat percaya pada Jenderal Milley," kata Biden, seperti dikutip Reuters, Kamis, 16 September 2021.
Kolonel Dave Butler, juru bicara Milley, mengatakan telepon Milley dengan pejabat Cina dan lainnya pada Oktober dan Januari sejalan dengan tanggung jawabnya untuk "menjaga stabilitas strategis."
"Semua panggilan dari Ketua ke rekan-rekannya, telah dilaporkan, dikelola, dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan Departemen Pertahanan dan antarlembaga," kata Butler dalam sebuah pernyataan.
"Jenderal Milley bertindak dan memberi nasihat dalam wewenangnya dalam tradisi yang sah dari kontrol sipil atas militer dan sumpahnya pada Konstitusi."
Pentagon juga memberikan dukungan penuh pada Milley.
"Menteri Pertahanan memiliki kepercayaan dan keyakinan penuh pada Jenderal Milley dan dalam perannya sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan, sambil menolak untuk membahas tuduhan buku tersebut.
Buku "Peril" karya jurnalis Bob Woodward dan Robert Costa, yang menurut mereka mengandalkan wawancara dengan 200 sumber, akan dirilis minggu depan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Trump menyebut cerita itu "dibuat-buat." Jika itu benar, katanya, Milley harus diadili karena pengkhianatan.
"Sebagai catatan, saya bahkan tidak pernah berpikir untuk menyerang Cina," kata Trump.
Trump, seorang Republikan, menunjuk Milley ke jabatan militer teratas pada 2018 tetapi mulai mengkritiknya, serta orang-orang yang ditunjuk dan mantan staf, setelah kalah dalam pemilihan presiden dari Biden pada November 2020.
Menurut Washington Post, buku itu juga mengatakan bahwa Milley memanggil perwira senior untuk meninjau prosedur peluncuran senjata nuklir dan memberi tahu mereka bahwa meskipun hanya presiden yang dapat memberikan perintah untuk menggunakannya, dia harus terlibat.
"Pertemuan mengenai protokol senjata nuklir adalah untuk mengingatkan para pemimpin di Pentagon tentang prosedur yang telah lama ditetapkan," kata Butler pada hari Rabu.