TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bocah laki-laki Afghanistan berusia tiga tahun berhasil mendarat di Toronto, Kanada. Di sana dia bertemu ayahnya yang sudah dua tahun berada di Kanada.
Menurut media setempat The Globe and Mail, Ali, nama samaran, tiba di Kanada pada Senin setelah penerbangan 14 jam dari Qatar. Ali selamat dari ledakan bom bunuh diri di dekat Bandara Kabul yang menewaskan 175 orang pada Agustus lalu. Namun dia terpisah dari ibu dan empat saudara kandungnya yang masih berada di Afghanistan.
Sebelum diterbangkan ke Kanada, Ali berada dua pekan di panti asuhan di Qatar. Ia ditemani seorang pejabat dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB.
"Saya tidak bisa tidur selama dua minggu," kata ayah bocah itu, yang telah tinggal di Toronto selama dua tahun.
Kanada berjanji untuk menampung 20.000 warga Afghanistan yang rentan terhadap serangan Taliban. “Warga Afghanistan telah mempertaruhkan hidup mereka dalam risiko besar untuk mendukung Kanada membantu rakyat di sana mewujudkan demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan, kesehatan dan keamanan dalam 20 tahun terakhir,” ujar Marc Garneau, Menteri Luar Negeri Kanada dalam pernyataan bulan lalu. “Kami berhutang budi kepada mereka dan akan melanjutkan upaya untuk membawa mereka ke tempat yang aman.”
UNICEF memperkirakan ada 300 anak di bawah umur tanpa pendamping, telah dievakuasi dari Kabul bulan lalu. Mereka ditampung di kamp pengungsian yang tersebar di beberapa negara terasuk Qatar dan Jerman.
Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore meminta anak-anak di bawah umur itu diidentifikasi dan disatukan kembali dengan keluarga mereka. Anak-anak tersebut adalah yang paling paling rentan di dunia.
"Saya hanya bisa membayangkan betapa anak-anak ketakutan, tiba-tiba menemukan diri mereka sendirian tanpa keluarga," kata Fore dalam sebuah pernyataan pekan lalu.
Baca: Wanita Afghanistan Protes Aturan Taliban, Banjiri Medsos dengan Gaun Tradisional
AL JAZEERA