TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru yang dilakukan di India menemukan bahwa antibodi covid-19 turun drastis dalam waktu empat bulan sejak suntikan pertama. Hal itu didapat dengan meneliti 614 petugas kesehatan yang telah diberikan vaksin covid-19 lengkap.
Temuan ini membantu pemerintah India memutuskan apakah akan memberikan dosis booster kepada penduduknya seperti yang telah dilakukan beberapa negara Barat.
Meski antibodi menurun setelah diberikan vaksin covid-19, bukan berarti orang yang telah divaksin tak mampu melawan penyakit. Sel-sel memori tubuh kemungkinan masih berfungsi memberikan perlindungan substansial.
"Setelah enam bulan kami bisa memberi tahu anda apakah suntikan booster dibutuhkan dan kapan diberikan," ujar Sanghamitra Pati dari Pusat Penelitian Medis Regional, yang berbasis di kota timur Bhubaneswar, kepada Reuters, Selasa, 14 September 2021. Studi serupa di area yang berbeda akan dilakukan di wilayah India lainnya.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan di Inggris, perlindungan dua dosis vaksin Pfizer - BioNTech dan AstraZeneca juga memudar dalam waktu enam bulan.
Penelitian menggunakan vaksin Covishield, versi berlisensi dari suntikan AstraZeneca, dan Covaxin yang dikembangkan di dalam negeri. Hasilnya diterbitkan di platform pracetak Research Square, adalah yang pertama kali di India meski belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Pejabat kesehatan India menyatakan pemerintah masih memprioritaskan vaksinasi terhadap 944 juta orang dewasa di India. Namun tak tertutup kemungkinan untuk memberikan dosis booster berdasarkan hasil penelitian tersebut.
Kasus covid-19 dan angka kematian di India menurun drastis sejak masa puncak pada Mei. India telah melaporkan total kasus sebanyak 33,29 juta dan 443.213 kematian.
REUTERS