TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengasingkan diri setelah orang-orang di lingkaran dekatnya dinyatakan positif covid-19. Namun pihak kepresidenan membantah Vladimir Putin terinfeksi corona.
Akibat insiden ini, presiden berusia 68 tahun itu membatalkan perjalanan ke Tajikistan minggu ini. Pertemuan itu semula untuk membahas keamanan regional setelah Afghanistan dikuasai Taliban. Sebagai gantinya, pertemuan akan digelar melalui konferensi video.
Kremlin mengatakan Vladimir Putin memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri setelah menghadiri serangkaian rapat pada Senin, 13 September 2021. Putin juga telah bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad kemarin.
Selain itu Vladimir Putin bertemu pula dengan Paralimpiade Rusia dan melakukan perjalanan ke Rusia barat pada Senin untuk mengamati latihan militer bersama dengan Belarus.
Seperti dikutip dari kantor berita RIA, Putin mengatakan kepada tim Paralimpiade pada dia khawatir tentang situasi Covid-19 di Kremlin.
"Masalah Covid-19 bahkan muncul di rombongan saya," kata Putin saat itu. "Saya pikir saya akan segera melakukan karantina. Banyak orang di sekitar saya yang sakit."
Kremlin menerapkan protokol ketat untuk menjaga Presiden Putin terinfeksi corona. Setiap tamu yang berkunjung ke Kremlin harus melewati terowongan desinfeksi khusus.
Putin juga sudah mendapat dua suntikan vaksin Sputnik V buatan Rusia. Jurnalis yang menghadiri acara Putin harus menjalani beberapa tes PCR. Sejumlah orang yang ditemuinya juga diminta untuk dikarantina terlebih dahulu dan diuji.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin telah berhubungan dengan beberapa orang dalam rombongannya positif covid-19.
"Kami tahu siapa saja yang jatuh sakit di rombongan presiden. Isolasi diri tidak secara langsung mempengaruhi pekerjaan presiden," kata Peskov.
Ditanya apakah Putin telah dites negatif untuk Covid-19 Peskov berkata, "Tentu saja ya. Presiden benar-benar sehat."
Baca: Putin Harap Taliban Lebih 'Beradab' untuk Diajak Dialog
REUTERS