TEMPO.CO, Jakarta - Taliban membantah Abdul Ghani Baradar atau Mullah Baradar tewas dalam baku tembak, menyusul desas desus terjadinya perpecahan internal dalam kelompok tersebut sebulan terakhir. Sulail Shaheen, juru bicara Taliban, mengatakan Mullah Baradar membantah hal itu.
Mullah Baradar, menurut Shaheen, membuat rekaman suara yang menolak klaim bahwa dia telah terbunuh atau terluka dalam bentrokan. "Dia mengatakan itu bohong dan sama sekali tidak berdasar," kata Shaheen dalam sebuah pesan di Twitter.
Taliban merilis pula rekaman video yang menunjukkan Baradar pada pertemuan di kota selatan Kandahar. Reuters tidak berhasil memverifikasi rekaman tersebut.
Bantahan itu menyusul rumor selama beberapa hari terakhir bahwa pendukung Baradar terlibat bentrok dengan pendukung Sirajuddin Haqqani, kepala jaringan Haqqani yang berbasis di dekat perbatasan dengan Pakistan.
Desas-desus perpecahan di tubuh Taliban muncul bersamaan dengan hadirnya Haqqani dalam pertemuan di Doha, Qatar, untuk memimpin upaya diplomasi dengan Amerika Serikat. Taliban berulang kali membantah spekulasi ihwal perpecahan di tubuh kelompok itu.
Mullah Baradar, yang pernah disebut sebagai calon kepala pemerintahan Taliban, tidak terlihat di depan umum selama beberapa waktu terakhir. Dia juga tak muncul dalam delegasi menteri Taliban saat bertemu Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di Kabul pada hari Minggu.
Pemimpin tertinggi gerakan itu, Mullah Haibatullah Akhundzada, juga tidak terlihat di depan umum sejak Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus 2021. Namun dia sempat mengeluarkan pernyataan publik ketika pemerintahan baru dibentuk pekan lalu.
Spekulasi mengenai para pemimpin Taliban dipicu oleh kasus meninggalnya pendiri gerakan tersebut, Mullah Omar pada 2015. Berita kematiannya baru diumumkan dua tahun kemudian.
Baca: Warga Afghanistan Harus Meloakkan Barang untuk Bisa Makan
REUTERS