TEMPO.CO, Jakarta - Ibu Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Charlotte Johnson Wahl, meninggal pada usia 79 tahun, Senin malam, 13 September 2021.
Johnson menggambarkan ibunya sebagai "otoritas tertinggi" dalam keluarganya. Ia memuji ibunya karena menanamkan dalam dirinya nilai setiap kehidupan manusia.
Pada 2019, pada Konferensi Partai Konservatif pertama Johnson sebagai Perdana Menteri, dia mengatakan bahwa ibunya telah mengajarinya untuk percaya pada "kepentingan yang sama, martabat yang sama, nilai yang sama dari setiap manusia di planet ini".
Tahun lalu selama konferensi pers tentang Covid, Boris mengatakan bahwa dia sebenarnya berharap bisa mengunjungi ibunya di Hari Ibu, namun Downing Street memutuskan dia hanya bisa berbicara dengannya melalui Skype.
Charlotte Johnson Wahl lahir di Oxford pada 1942. Dia adalah putri Sir James Fawcett, yang menjadi presiden Komisi Eropa untuk Hak Asasi Manusia, dan menggambarkan orang tuanya sebagai "sosialis kaya."
Charlotte bertemu ayah Boris, Stanley Johnson, di Universitas Oxford tempat dia belajar bahasa Inggris.
Sempat berhenti kuliah saat Stanley mendapat pekerjaan di New York - tempat Boris lahir - tetapi kembali untuk menyelesaikan studinya saat hamil anak kedua, Rachel, dengan Boris "di kereta bayi di luar ruang ujian".
Dia dan Stanley memiliki empat anak: Boris, sekarang 57 tahun, jurnalis Rachel, 56 tahun, pekerja lingkungan Leo, 53 tahun, dan mantan menteri Kabinet Jo, 49 tahun. Mereka bercerai pada 1979.
Charlotte didiagnosis menderita Parkinson pada usia 40 tetapi melanjutkan kariernya sebagai pelukis dan menikah lagi pada tahun 1988.
Tentang nama Boris, ia mengatakan saat hamil 3 bulan ia dan suaminya bepergian ke Mexico City dengan bus Greyhound.
"Itu sangat tidak nyaman, saya sangat sakit. Kami tinggal dengan seorang pria bernama Boris Litwin, yang kemudian memberikan tiket pesawat untuk pulang," katanya seperti dikutip The Sun.
"Saya sangat bersyukur, saya berkata, 'Apa pun bayinya, saya akan menamainya Boris.'"
Berbicara tentang putranya, Charlotte mengatakan bahwa Boris adalah pria yang sangat baik, sangat adil," meskipun dia mengatakan bahwa menjadi PM terdengar seperti "pekerjaan yang mengerikan".
Dia juga mengatakan bahwa Boris tidak "bodoh" seperti yang terlihat, menggambarkan persona publiknya sebagai "shambolic".
Sebelum Boris terpilih, dia mengatakan tentang ambisinya untuk menjadi yang teratas. "Saya khawatir tentang apa yang akan dia lakukan selanjutnya."
"Dia tertarik pada kepemimpinan Partai Konservatif, tetapi dia juga bisa pensiun dan menjadi pelukis."
"Dia pelukis yang sangat bagus. Jika dia mencapai puncak, saya akan merasa sangat bangga, tetapi sangat cemas. Menjadi Perdana Menteri adalah pekerjaan yang mengerikan."