TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Mark Frerichs pada Senin mendesak Presiden AS Joe Biden untuk memecat kepala negosiator perdamaian Afghanistan, Zalmay Khalilzad, menuduh Khalilzad tidak berbuat banyak untuk merundingkan pembebasan orang Amerika terakhir yang diyakini masih disandera oleh Taliban.
Seruan untuk pemecatan Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad muncul di tengah pertanyaan atas negosiasinya dengan Taliban, yang gagal memajukan proses perdamaian dalam kesepakatan penarikan pasukan AS pada Februari 2020 yang ia tandatangani dengan mereka.
"Saya telah kehilangan kepercayaan pada Duta Besar Khalilzad," Charlene Cakora, saudara perempuan Frerichs dan juru bicara keluarga kepada Reuters, dikutip 14 September 2021. Ia menuduh Khalilzad mengabaikan penculikan saudara laki-lakinya.
"Mereka membutuhkan seseorang yang berbicara dengan Taliban yang akan menjadikan Mark sebagai prioritas," lanjutnya. "Duta Besar Khalilzad harus dipecat."
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam email, Amerika Serikat telah mendesak pembebasan segera dan aman Frerichs dan upaya itu tidak akan berhenti sampai Mark pulang.
"Kami telah menjelaskan hal itu kepada Taliban dengan tegas," lanjut juru bicara Deplu AS, seraya menambahkan bahwa para pejabat senior AS bertemu dengan keluarga secara teratur.
Dewan Keamanan Nasional AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Mark Frerichs, veteran Angkatan Laut AS berusia 59 tahun dari Lombard, Illinois, bekerja di Afghanistan selama satu dekade pada proyek-proyek pembangunan. Dia diculik sebulan sebelum Zalmay Khalilzad menandatangani kesepakatan penarikan pasukan AS dan dipindahkan ke jaringan Haqqani, sebuah faksi Taliban brutal yang dituduh melakukan beberapa serangan paling mematikan dalam perang.
Pemimpin jaringan tersebut, Sirajuddin Haqqani, yang diburu FBI dengan imbalan US$10 juta (Rp142,5 miliar), diangkat menjadi menteri dalam negeri pekan lalu dalam pemerintahan Taliban yang diumumkan setelah serangan kilat mereka di Afghanistan saat tentara Amerika terakhir pergi.
Cakora mengatakan Zalmay Khalilzad gagal menjadikan pembebasan saudara laki-lakinya sebagai prioritas, dan menuduhnya tidak pernah menyinggung Taliban tentang Mark dalam penandatanganan kesepakatan penarikan pasukan AS.
"Khalilzad bahkan belum berbicara dengan keluarga kami sejak Biden menjabat," kata Cakora.
Para pejabat Taliban telah menyarankan mereka akan membebaskan Frerichs sebagai imbalan atas pembebasan Bashir Noorzai, seorang gembong narkoba Afghanistan dan rekan Taliban yang menjalani hukuman seumur hidup di Amerika Serikat karena menyelundupkan heroin senilai US$50 juta (Rp712 miliar) ke AS.
Keluarga mengajukan banding bulan lalu untuk bukti bahwa Frerichs masih hidup dalam sebuah surat terbuka kepada Sirajuddin Haqqani, meminta agar dia mempublikasikan video terbaru dari tawanan.
Dalam surat tersebut, Cakora juga mendesak Haqqani untuk menawarkan perdagangan Frerichs untuk Noorzai.
"Bangsa saya dan Taliban telah lama berperang, dan saya tahu bahwa ketika perang berakhir, tahanan di kedua belah pihak harus memiliki hak untuk pulang," kata Cakora.
Baca juga: Menlu Amerika Mati-matian Bela Penarikan Pasukan dari Afghanistan di Kongres
REUTERS