TEMPO.CO, Jakarta - Ketika negara-negara pendonor berkumpul di Jenewa, Swiss pada Senin, 13 September 2021, untuk mendiskusikan bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan, negara tetangga seperti Cina dan Pakistan sudah lebih dulu mengulurkan bantuan ke negara yang sekarang dikuasai Taliban, mereka bahkan sudah mendiskusikan soal bantuan ke depannya nanti.
Para ahli mengatakan ekonomi Afghanistan saat ini sedang krisis. Negara itu juga mengalami krisis kemanusiaan. Namun Amerika Serikat dan negara-negara Barat masih ragu-ragu memberikan Taliban dana kemanusiaan hingga kelompok radikal tersebut memastikan akan menjunjung tinggi HAM, khususnya pada perempuan.
Dua perempuan beraktivitas di dalam gua di Provinsi Bamyan, Afganistan, 4 Desember 2019. Ratusan keluarga di wilayah tersebut memilih gua sebagai tempat tinggal. Xinhua/Noor Azizi
Afghanistan secara kasar memiliki aset di luar negeri sebesar USD 10 miliar (Rp 142 triliun). Aset-aset tersebut sekarang ini dibekukan.
“Tujuan yang dapat dimengerti adalah tidak membiarkan dana – dana ini mengalir ke pemerintahan yang dipimpin Taliban secara de facto,” kata Deborah Lyons, Sekjen PBB untuk Afghanistan, pada akhir pekan lalu.
Menurut Lyons, dampak yang saat ini paling tak terhindarkan adalah keruntuhan ekonomi Afghanistan, yang buntutnya bisa membuat jutaan warga Afghanistan masuk dalam garis kemiskinan dan kelaparan. Kondisi ini juga bisa membuat gelombang pengungsi dari Afghanistan dan membuat negara itu mengalami kemunduran sampai beberapa generasi.
Saat ini, Cina dan Pakistan sudah membuka pintu bagi pemerintahan Afghanistan di bawah kendali Taliban. Negara-negara itu, sudah mengirimkan pasokan bantuan ke Afghanistan dan memberikan sinyalemen kalau mereka siap membangun hubungan dengan pemerintahan Taliban.
Pada akhir pekan lalu, Cina mengumumkan akan mengirimkan bantuan makanan dan suplai untuk perawatan kesehatan di Afghanistan senilai USD 31 juta (Rp 442 miliar). Itu adalah salah satu bantuan asing yang dikirimkan setelah negara itu dipimpin oleh Taliban pada Agustus 2021 lalu.
Sedangkan Pakistan sudah mengirimkan bantuan seperti minyak goring dan obat-obatan ke otoritas di Kabul. Kementerian Luar Negeri Pakistan menyerukan kepada masyarakat internasional agar mengulurkan bantuan ke Afghanistan tanpa syarat dan mencairkan aset-aset Afghanistan, yang saat ini dibekukan.
Baca juga: Menteri Luar Negeri Qatar Pertama Kali Dialog dengan Taliban
Sumber: Reuters