TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara berpenghasilan rendah pada Jumat meminta lebih banyak bantuan vaksin Covid-19 untuk memastikan mereka dapat mengambil bagian dalam konferensi iklim global COP26 di Glasgow, Skotlandia, bulan depan.
United Nations Climate Change Conference 2021 (COP26) di Glasgow, bertujuan untuk memacu komitmen yang lebih besar untuk mulai mengurangi emisi gas rumah kaca buatan manusia pada 2050, dan menjaga kenaikan suhu rata-rata global sejak masa pra-industri hingga jauh di bawah 2 derajat Celcius, untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim.
"Delegasi dari Grup Least Developed Countries (LDC) tetap khawatir tentang logistik untuk sampai ke Glasgow," kata Sonam Phuntsho Wangdi dari Bhutan, ketua kelompok 46 Least Developed Countries, dikutip dari Reuters, 10 September 2021.
"Negara dan rakyat kita termasuk yang paling parah terkena dampak perubahan iklim - kita tidak boleh dikecualikan dari pembicaraan memutuskan bagaimana dunia akan menangani krisis ini, menentukan nasib hidup dan mata pencaharian kita," katanya.
Sekitar 20 negara LDC seperti Ethiopia, Haiti, dan Bangladesh, berada dalam "daftar merah" virus corona Inggris, yang berarti delegasi mereka harus dikarantina di sebuah hotel hingga 10 hari sebelum menghadiri COP 26, yang berlangsung mulai 31 Oktober hingga 12 November.
Inggris telah mengatakan akan membayar biaya karantina delegasi dari negara-negara daftar merah, dan telah memotong waktu menjadi lima hari dari aturan 10 hari untuk mereka yang divaksinasi.
Inggris juga mengatakan sedang mendistribusikan vaksin Covid-19 kepada delegasi yang berjuang untuk mendapatkannya.
Pada hari Selasa, Climate Action Network (CAN), koalisi lebih dari 1.500 kelompok lingkungan, menyerukan agar COP26 ditunda karena kesulitan delegasi dalam mendapatkan vaksin. CAN mengatakan Inggris lambat menyediakan vaksin Covid-19 yang telah dijanjikannya dan banyak negara kemungkinan akan ketinggalan.
Baca juga: Moderna Kombinasikan Booster Vaksin Covid-19 dengan Influenza
REUTERS