TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran di lembaga pemasyarakatan (lapas) bisa terjadi di seluruh dunia. Terbaru kebakaran di Lapas Tangerang yang menyebabkan 44 narapidana meninggal. Sejarah mencatat, kebakaran di Penjara Comayagua, Honduras, pada 2012 lalu adalah kebakaran lapas terhebat dalam sejarah.
Kebakaran di Penjara Comayagua mengakibatkan Honduras berkabung dan bergulat dengan sistem penjara yang telah dikritik karena kondisinya yang menyedihkan. Presiden Prison Fellowship Internation, Ron Nikkel W, bahkan menyebut Penjara Comayagua sebagai lapas terburuk di Republik Honduras. "Satu dipan bisa bertingkat lima, enam, tujuh kasur," kata Nikkel dikutip Tempo, Kamis, 16 Februari 2012.
Sel yang sesak dan buruknya ventilasi ditengarai menjadi penyebab banyaknya korban yang meninggal. Nikkel mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, ia tidak pernah menjumpai kebakaran seburuk di Comayagua.
Dilansir dari laman NPS, Kamis, 16 Februari 2012, kebakaran Lapas Comayagua terjadi pada 14 Februari 2012 saat tengah malam. Kebakaran ini menewaskan setidaknya 356 orang. Laporan lainnya, dalam laman IFSEC Global, korban tewas mencapai 360 narapidana dan dua pengunjung.
Jaksa Herman Enamorado menjelaskan tentang alkohol, tembakau, senjata api, dan bahan peledak yang ditemukan Kantor Pemerintah. Lalu, ia menjelaskan bahwa api dimulai dari salah satu sel yang menyebar dalam beberapa menit.
"Tapi, ada kelalaian dari pihak berwenang yang bertanggung jawab atas keamanan penjara, yang tindakannya bisa menghindari Koban tewas sebesar ini," katanya dalam laman IFSEC Global, Selasa, 19 Februari 2013. Ini karena tidak ada mekanisme memadamkan api dan tidak ada rencana evakuasi.
Penjara Comayagua sendiri dibangun untuk 500 orang, namun saat itu ada 800 orang yang ditahan ketika kobaran api melalap penjara ini. Menurut laporan yang dikirim kepada PBB dan bisa dilihat Associated Press, pada malam itu, lebih dari separuh narapidana masih menunggu persidangan.
Dilansir dari laman Tempo, Jumat, 17 Jumat 2021, Juru Bicara Kantor Kejaksaan Umum, Melvin Duarte, mengatakan narapidana yang selamat memberi kesaksian mereka bisa selamat setelah masuk ke dalam bak mandi dan menenggelamkan diri ke dalamnya saat api mengamuk. Beberapa lainnya menggunakan kasur mereka untuk memadamkan api.
Dilansir dari ABC News, seorang tahanan mengatakan kepada Radio HRN bahwa ia mendengar seseorang berteriak, "api! Tembak!". Setelah itu, para tahanan mulai meminta bantuan.
"Untuk sementara, tidak ada yang mendengarkan. Tapi, setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya, seorang penjaga muncul dengan kunci dan membiarkan kami keluar," ungkapnya, seperti yang dikutip Tempo dari laman ABC News, Rabu, 15 Februari 2012.
Namun, tak semua tahanan dapat dibebaskan. Otoritas setempat melaporkan banyak tahanan yang mati lemas atau terbakar dalam sel karena petugas tidak dapat menemukan kunci untuk membebaskan mereka.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: 13 Kebakaran Lapas dalam 3 Tahun Terakhir, 10 di antaranya Over Kapasitas