TEMPO.CO, Jakarta - Junta militer Guinea memerintahkan bank sentral dan bank-bank lain untuk membekukan semua rekening pemerintah. Menurut juru bicara junta, pembekuan perbankan bertujuan mengamankan aset negara.
"Pembekuan rekening termasuk milik perusahaan administrasi publik dan komersial di semua kementerian dan kepresidenan, program dan proyek kepresidenan, anggota pemerintah yang akan keluar serta pejabat senior dan administrator lembaga keuangan negara," kata juru bicara itu.
Militer merebut kekuasaan pada akhir pekan lalu dengan menggulingkan Presiden Alpha Conde. Alasan kudeta adalah tingkat kemiskinan yang tinggi di Guinea dan korupsi endemik.
Naiknya harga komoditas pertambangan telah mendorong pertumbuhan ekonomi Guinea selama Presiden Alpha Conde berkuasa. Namun survei menunjukkan bahwa masyarakat Guinea menyatakan korupsi meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Rakyat juga tidak puas dengan ekonomi dan taraf hidup mereka.
Hari ini, Jumat 10 September 2021, delegasi pemimpin negara-negara Afrika Barat dijadwalkan akan membahas soal kudeta militer di Guinea. Kudeta militer dikhawatirkan akan menyebabkan negara ini diambang kemunduran.
Para pemimpin dari 15 anggota Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) mengutuk kudeta pada Rabu lalu dan meminta militer membebaskan Conde, yang ditangkap selama pengambilalihan kekuasaan.
Mereka juga menangguhkan keanggotaan Guinea di ECOWAS, kelompok politik dan ekonomi utama di kawasan itu, namun tidak menerapkan sanksi terhadap negara ini.
Seorang pejabat tinggi regional mengatakan ECOWAS ingin junta menunjuk perdana menteri sipil yang "kredibel" sesegera mungkin untuk membantu mengarahkan Guinea kembali ke tatanan konstitusional.
Presiden Alpha Conde kehilangan kekuasaan setelah kudeta dilancarkan pasukan elit tentara Guinea pada Minggu, 5 September 2021. Mamady Doumbouya mengklaim berhasil menggulingkan pemerintahan, namun juru bicara Kementerian Pertahanan Guinea menyatakan pemerintahan Presiden Conde berhasil menumpas pemberontakan.
Beberapa hari usai kudeta, ibu kota Conakry sudah mulai kembali normal. Lalu lintas dan pedagang kaki lima ramai hingga membuat kemacetan lalu lintas.
Satu-satunya jalan yang masih dijaga oleh pos pemeriksaan militer adalah jalan menuju semenanjung Kaloum, pusat administrasi ibu kota dan istana presiden.
Kudeta militer yang sempat dikhawatirkan menghambat produksi bauksit Guinea, tidak terbukti. Operator asing terbesar di negara itu mengatakan tetap bekerja tanpa gangguan.
Baca: Kudeta Presiden, ECOWAS Bekukan Sementara Keanggotan Guinea
REUTERS