Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Thailand Kembangkan Alat Tes COVID-19 yang Dipasangkan ke Ketiak

image-gnews
Seorang biksu Buddha mengenakan setelan Alat Pelindung Diri (APD) yang terbuat dari daur ulang plastik saat Thailand memerangi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Pemerintah kota Bangkok dan kuil mendorong masyarakat untuk menyumbangkan botol plastik, yang akan didaur ulang menjadi Alat Pelindung Diri (APD).  REUTERS/Soe Zeya Tun
Seorang biksu Buddha mengenakan setelan Alat Pelindung Diri (APD) yang terbuat dari daur ulang plastik saat Thailand memerangi COVID-19 di Bangkok, Thailand 30 Agustus 2021. Pemerintah kota Bangkok dan kuil mendorong masyarakat untuk menyumbangkan botol plastik, yang akan didaur ulang menjadi Alat Pelindung Diri (APD). REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand tengah mengembangkan alat tes COVID-19 baru yang menggunakan keringat sebagai sampel ujinya. Adapun alat tes itu, nantinya, akan mengambil sampel dari ketiak, salah satu bagian tubuh yang sering berkeringat.

Menurut para peneliti dari universitas terkait, keringat mereka yang tertular COVID-19 memiliki kandungan kimia berbeda.

"Penemuan tersebut menjadi landasan kami untuk mengembangkan alat tes yang mendeteksi COVID-19 berdasarkan bakteria di keringat pasien COVID-19," ujar peneliti dari Chulalongkorn University, Chadin Kulsing, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 9 September 2021.

Chadin mengklaim uji coba sejauh ini memiliki akurasi hingga 95 persen. Jika berhasil, Chadin menyakini alat tes yang dikembangkan universitasnya bisa menjadi alternatif dari tes antigen atau swab tes dengan harga yang lebih bersahabat.

Menurut laporan Channel News Asia, Chadin cs belum memiliki desain final dari alat tes COVID-19-nya. Selain itu, hasil riset juga belum dipublikasikan ke publik ataupun melalui peer-review.

Uji coba yang ia lakukan masih dengan mengambil sampel keringat via mengusap alat swab ke ketiak selama 15 menit. Setelah itu, sampel yang didapat dimasukkan ke dalam gelas/ tabung uji, disterilkan dengan sinar ultra violet, dan kemudian disedot untuk diletakkan di mesin analsis. Hasilnya siap dalam 30 detik.

Mereka yang menjadi sukarelawan dalam uji terkait mengapresiasi upaya para peneliti Universitas Chulalongkorn. Mereka, yang kebanyakan adalah pedagang di pasar, menganggap tes yang diuji coba lebih nyaman dibandingkan swab test ke hidung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Test ini lebih nyaman dan mudah karena saya bisa melakukannya dan menunggu hasilnya sambil bekerja," ujar salah satu pedagang yang menjadi sukarelawan. J

"Jika menggunakan tes PCR, saya harus berada di pusat tes, diambil samplenya, duduk, dan kemudian menunggu hasilnya. Membuang-buang waktu," ujarnya menambahkan.

Per berita ini ditulis, Thailand tercatat memiliki 1,3 juta kasus dan 13,731 kematian akibat COVID-19.

Baca juga: Perusahaan Alkes RI Ekspor Alat Rapid Test Antigen ke Thailand dan Irlandia

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

1 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

1 hari lalu

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

Perayaan Songkran dijuluki sebagai tujuh hari berbahaya karena banyaknya korban di jalan raya karena kecelakaan.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

1 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

1 hari lalu

Ponsel Honor 50. gizmochina.com
Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

Ponsel Honor 200 Lite dapat ditujukan sebagai penerus seri Honor 100 yang diluncurkan pada November 2023.


7 Tempat Terbaik Merayakan Festival Songkran di Thailand

2 hari lalu

Biksu Buddha Thailand bepergian dengan perahu di Kanal Ong Ang saat sedekah pagi untuk melakukan upacara keagamaan untuk menandai Tahun Baru tradisional Thailand 'Songkran' di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. Thailand merayakan Tahun Baru tradisional Thailand 'Songkran' festival, juga dikenal sebagai festival air, yang setiap tahun jatuh pada tanggal 13 April, dan dirayakan dengan percikan air sebagai tanda simbolis pembersihan dan penghapusan dosa dan nasib buruk dari tahun yang lalu. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memasukkan Festival Songkran Thailand ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan. EPA-EFE/NARONG SANGNAK
7 Tempat Terbaik Merayakan Festival Songkran di Thailand

Dari hiruk pikuk kota metropolitan hingga keindahan alam yang memesona, Thailand memiliki segala yang Anda butuhkan untuk merayakan Festival Songkran.


Mengenal Festival Songkran, Perayaan Tahun Baru Khas Thailand

3 hari lalu

Mengenal Festival Songkran, Perayaan Tahun Baru Khas Thailand

Festival Songkran di Thailand adalah perayaan yang menggabungkan unsur-unsur kegembiraan, kebersihan spiritual, dan tradisi kuno.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

4 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Mengintip Kemeriahan Festival Songkran di Thailand, Pertama Kali Sejak Diakui UNESCO

5 hari lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Mengintip Kemeriahan Festival Songkran di Thailand, Pertama Kali Sejak Diakui UNESCO

Untuk pertama kalinya pada tahun ini, Festival Songkran dirayakan di Thailand setelah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

7 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.