TEMPO.CO, Jakarta - Nama depan mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, dihapus dari nama sebuah badan amal yang didirikan untuk mengenang dan melanjutkan warisannya. Sejumlah fotonya juga raib dari situs web yayasan itu.
Perdana menteri Inggris pada 1940-1945 ini, dipuji karena menyampaikan serangkaian pidato inspirasional untuk meningkatkan moral militer dan membantu mengalahkan Nazi.
Namun pandangan dan kebijakannya atas rasisme dan etnis mendapat sorotan tajam dalam beberapa tahun terakhir, demikian dilaporkan Metro.co.uk, 9 September 2021.
Salah satu pokok perdebatan terbesar adalah kenapa dia bisa bertindak lebih tegas untuk mencegah Kelaparan Benggala, yang menewaskan tiga juta orang di India pada tahun 1943.
Sekarang Winston Churchill Memorial Trust telah berganti nama menjadi Churchill Fellowship, gara-gara pandangannya yang 'tidak dapat diterima' tentang rasisme.
Daftar pencapaiannya telah dihapus dari situs web, serta penghargaan dalam narasi 1.400 kata yang merujuk pada 'pemimpin yang sangat dicintai' dengan 'semangat bulldog' juga sudah tidak ada lagi.
Wajahnya tidak lagi ditampilkan di situs, dan penyebutan 'Winston Churchill' telah diminimalkan.
Sebuah pernyataan di halaman 'tentang kami' menyebutkan, "Hari ini ada kontroversi tentang aspek kehidupan Sir Winston. Banyak pandangannya tentang rasisme secara luas dianggap tidak dapat diterima saat ini, pandangan yang sama-sama kita miliki.
“Pada saat yang sama, dia dikagumi secara internasional karena kepemimpinannya di masa perang dalam menyelamatkan Inggris dan dunia dari Nazisme.
“Kami mengakui banyak masalah dan kompleksitas yang terlibat di semua sisi, tetapi tidak menerima rasisme dalam bentuk apa pun.
“Sebagai badan amal berwawasan ke depan yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan di seluruh Inggris, apa yang kami ambil dari contoh Sir Winston adalah nilai untuk masa depan: pembelajaran global, layanan publik, dan, di atas segalanya, keyakinan akan potensi semua individu.”
Yayasan tersebut memberikan hibah dan beasiswa untuk memajukan pembelajaran di berbagai bidang. Yayasan didirikan pada hari setelah pemakaman Churchill pada tahun 1965.
Pendukungnya mengatakan perubahan itu sebagai 'menulis ulang sejarah'. "Dia terpilih sebagai orang Inggris terhebat dalam jajak pendapat BBC pada tahun 2002, tetapi sekarang dihapus dari amalnya sendiri oleh lembaga yang dibangunnya," kata seorang pendukungnya seperti dikutip The Sun.
“Anda tidak dapat membayangkan apa yang akan dia katakan tentang itu semua, tetapi saya yakin dia tidak akan berpikir itu adalah saat terbaik di Inggris." katanya.
'Ini menimbulkan kepercayaan bahwa orang yang menyelamatkan bangsa ini di saat-saat tergelap kita, menemukan dirinya dihilangkan dengan cara ini."
Pandangan Churchill bahwa penjajahan menguntungkan dan menyejahterakan rakyat di daerah koloni dinilai sebagai titik lemah dirinya.
Dia juga menganjurkan menolak pemerintahan sendiri kulit hitam atau pribumi di Afrika, Australia, Karibia, Amerika dan India. "Tanggung jawab kita terhadap ras asli tetap merupakan tanggung jawab yang nyata," katanya.