TEMPO.CO, Jakarta - China melarang bimbingan belajar swasta memberikan kelas kelas online di tempat-tempat yang tidak terdaftar seperti rumah, hotel hotel dan kedai kopi. Larangan diterapkan agar bimbel swasta ini tak mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.
Tahun ini, pemerintah China telah melarang lembaga les yang mengajarkan pelajaran sekolah mencari keuntungan untuk mengurangi tekanan pada anak-anak dan orang tua.
Sistem pendidikan yang kompetitif membuat layanan bimbingan belajar populer di kalangan orang tua. Namun pemerintah berusaha mengurangi biaya membesarkan anak guna meningkatkan angka kelahiran.
Media telah melaporkan minggu ini bahwa sejumlah orang tua dan tutor mencoba menghindari aturan. Beberapa agensi juga menghindari iklan les privat yang mencantumkan gaji rata-rata 30.000 yuan atau sekitar Rp 66 juta per bulan.
"Di beberapa tempat, les mata pelajaran telah dilakukan diam-diam untuk menghindari peraturan," kata Kementerian Pendidikan dalam sebuah pernyataan. "Ini berdampak pada implementasi kebijakan."
Tindakan keras terhadap bimbingan belajar telah mengguncang saham perusahaan bimbingan belajar yang diperdagangkan di Hong Kong dan New York, termasuk New Oriental Education & Technology Group dan Gaotu Techedu Inc.
Menurut Kementerian Pendidikan, bimbingan belajar yang mengajarkan mata pelajaran dan kurikulum sekolah perlu diberi lisensi. Mereka juga harus terdaftar dan mempekerjakan guru yang berkualifikasi.
Upaya menghindari peraturan, menurut pemerintah, antara lain mempekerjakan tutor pribadi berkedok layanan rumah tangga, komunikasi budaya atau tutor langsung. Lembaga bimbel juga mengadakan kelas atas nama kamp musim panas atau studi wisata.
Lembaga bimbingan belajar yang mengadakan pertemuan tatap muka juga tidak akan diizinkan untuk memberikan les online setelah jam sekolah melalui pesan instan, konferensi video, atau platform streaming langsung, menurut kementerian.
Baca: Aturan Les Privat Baru Cina Mengancam Bisnis Bimbel Senilai Miliaran Dolar AS
REUTERS