TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.000 orang berunjuk rasa di ibu kota El Salvador pada Selasa untuk memprotes adopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Para pengunjuk rasa membakar ban dan menyalakan petasan di depan gedung Mahkamah Agung sekitar tengah hari waktu setempat, ketika pemerintah mengerahkan polisi militer ke lokasi protes.
"Ini adalah mata uang yang tidak akan bekerja untuk vendor pupusa (makanan tradisional El Salvador), sopir bus atau pemilik toko," kata seorang penduduk San Salvador yang menentang adopsi cryptocurrency, dikutip dari Reuters, 8 September 2021.
"Ini adalah mata uang yang ideal untuk investor besar yang ingin berspekulasi dengan sumber daya ekonomi mereka," katanya.
Protes datang ketika pemerintah El Salvador bergegas untuk mengatasi hambatan teknologi dalam peluncuran hari pertama bitcoin.
Roberto Carlos Silva, pemilik toko La Zontena, menunggu pelanggan diman tokonya menerima pembyaran dengan Bitcoin di El Zonte Beach di Chiltiupan, El Salvador 8 Juni 2021. Presiden Nayib Bukele mengutip Bitcoin Beach sebagai inspirasi atas dorongannya untuk mengadopsi cryptocurrency secara nasional. REUTERS/Jose Cabezas
Sebelumnya pada Selasa, orang-orang El Salvador yang mencoba mengunduh dompet digital Chivo ternyata tidak tersedia di toko aplikasi populer. Kemudian Bukele mencuit di Twitter bahwa pemerintah telah mencabutnya untuk sementara, untuk menghubungkan lebih banyak server untuk menangani permintaan.
Sekelompok orang berkaus Chivo di sebuah kios untuk melatih orang-orang yang tertarik menggunakan aplikasi itu berseliweran menunggu untuk dihubungkan kembali.
Aplikasi itu kemudian muncul di Apple store dan Huawei, dan Bukele menggunakan Twitter untuk meminta pengguna memberi tahu cara kerjanya.
Jajak pendapat menunjukkan banyak orang El Salvador khawatir terhadap volatilitas cryptocurrency, yang dapat mengubah nilai ratusan dolar dalam sehari. Pandangan itu dianut oleh banyak ekonom yang khawatir tentang bagaimana hal itu akan mempengaruhi stabilitas ekonomi.
Namun, yang lain telah menerimanya sebagai cara orang biasa di negara miskin dapat berinvestasi di pasar keuangan.
Menjelang peluncuran, El Salvador membeli 400 bitcoin senilai sekitar US$20 juta (Rp285 miliar), kata Bukele, membantu mendorong harga mata uang kripto itu di atas US$52.000 (Rp741 juta) untuk pertama kalinya sejak Mei. Beberapa jam kemudian, bagaimanapun, bitcoin telah melemah dan terakhir diperdagangkan turun 8,84% pada US$47.327,32 (Rp674.847 juta).
Baca juga: El Savador Borong 400 Bitcoin, Jadi Negara Pertama yang Sahkan Uang Kripto
REUTERS