TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada Jumat pekan lalu mengumumkan jika dia akan mundur dari jabatannya. Ia baru satu tahun menjabat sebagai PM Jepang setelah menggantikan Shinzo Abe yang mundur karena masalah kesehatan.
Rencana mundurnya Yoshihide Suga ini tak lepas dari kritikan kepada pemerintahannya yang dianggap gagal menangani Covid-19. Survei terbaru dari surat kabar Asahi menunjukkan dukungan kepadanya turun di bawah 30 persen (28 persen) per Ahad, 8 Agustus 2021.
Sepanjang sejarah, Jepang berkali-kali mengalami pengunduran diri seorang perdana menteri dengan berbagai alasannya. Mulai dari masalah kesehatan, melanggar janji kampanye, hingga kinerjanya yang dianggap tidak maksimal.
Berikut beberapa perdana menteri Jepang yang pernah mengundurkan diri:
Shinzo Abe
Abe merupakan perdana menteri Jepang yang paling lama menjabat. Ia pertama kali duduk di kursi perdana menteri pada 26 September 2006. Namun Abe memutuskan mundur setahun kemudian karena masalah medis.
Setelah sembuh, Abe kembali terjun di dunia politik dan berhasil menjadi PM Jepang pada 26 Desember 2012 dan bertahan hingga 16 September 2020.
Pada Agustus 2020, Abe mengumumkan rencananya pengunduran diri keduanya dari jabatan perdana menteri karena kesehatannya kembali terganggu.
Yasuo Fukuda
Yasuo Fukuda menjadi perdana menteri jepang pada 26 September 2007 menggantikan Shinzo Abe. Namun pemerintahannya hanya bertahan 11 bulan.
Pada 24 September 2008, Fukuda mundur dari jabatan perdana menteri.
Mundurnya Fukuda dinilai akibat partainya, Partai Demokrat Liberal, kehilangan kendali di majelis tinggi parlemen. Selain masalah politik, perekonomian Jepang di bawah kepemimpinannya melemah dengan kenaikan harga di mana-mana sehingga membuat tingkat keterpercayaannya anjlok.
Yukio Hatoyama
Baru delapan bulan menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 16 September 2009, Yukio Hatoyama mengumumkan pengunduran dirinya. Hal ini lantaran ia dinilai melanggar janji pemilu untuk memindahkan pangkalan militer AS dari pulau Okinawa
Naoto Kan
Naoto Kan menjabat sebagai PM Jepang sejak 8 Juni 2010 hingga 2 September 2011.
Mengutip pemberitaan Reuters 26 Agustus 2011, Kan saat itu menyatakan akan mundur dari jabatannya karena merasa gagal menangani krisis radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima. Pembangkit listrik ini lumpuh akibat tsunami yang menerjang Jepang lima bulan sebelumnya.
Sebelum mundur, Kan sempat selamat dari mosi tidak percaya yang dilayangkan parlemen Jepang. Namun berdasarkan survei, tingkat kepercayaan pada Kan turun hingga di bawa 20 persen karena inkonsistensi kebijakan dan ketidakpuasan atas penanganannya pada pembangkit listrik Fukushima
TIKA AYU
Baca juga:
Yoshihide Suga Akan Mundur, Ini 4 Kandidat Terkuat Calon Perdana Menteri Jepang