TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran sengit dilaporkan terjadi pada Ahad di beberapa bagian Lembah Panjshir Afghanistan utara, di mana pejuang pemberontak dari Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF) telah memerangi serangan Taliban.
Panjshir, bagian strategis dari daerah pegunungan yang kaya dengan sumber daya mineral berharga sekitar 144 km utara Kabul, adalah satu-satunya wilayah di antara 34 provinsi Afghanistan yang tetap berada di luar kendali Taliban.
Di masa lalu Panjshir merupakan benteng bagi Mujahidin yang memerangi Uni Soviet dan sekarang menjadi pusat gerakan perlawanan Taliban. Gerilyawan di provinsi itu juga bertahan melawan Taliban pada akhir 1990-an selama pemerintahan mereka.
Juru bicara Taliban Belal Kareemi mengatakan kepada CNN hari Minggu bahwa militan kelompok itu telah mengambil semua distrik di provinsi Panjshir kecuali ibu kota distrik Bazarak dan Rokha, yang tetap di bawah kendali NRF.
Juru bicara itu mengklaim musuh telah menderita "korban berat," termasuk di antara komandan mereka, dan bahwa Taliban berharap dapat membersihkan Panjshir sesegera mungkin. Milisi Taliban saat ini bergerak maju menuju Rokha dan Bazarak, tambah Kareemi.
Tetapi para militan perlawanan tampaknya membantah klaim Taliban, dengan juru bicara NRF Fahim Dashti mentweet pada hari Minggu bahwa distrik Paryan di Panjshir "benar-benar dibersihkan" dari Taliban.
"Setidaknya 1.000 teroris terjebak karena jalan keluar mereka terputus. Semua penyerang terbunuh, menyerah atau ditangkap oleh penduduk setempat dengan bantuan pejuang perlawanan saat mereka melarikan diri dan mundur. Banyak dari tahanan ini adalah orang asing dan kebanyakan dari mereka adalah orang asing. Pakistan," kata Dashti.
Tidak lama kemudian Fahim Dashti dilaporkan tewas. Pada hari Minggu, NRFA juga mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa juru bicara utamanya, Fahim Dashti, telah tewas pada Ahad siang. Dashti selamat dari serangan bunuh diri yang menewaskan ayah Massoud, Ahmad Shah Massoud, pada 9 September 2001, hanya beberapa hari sebelum serangan 11 September di Amerika Serikat.
"Kami telah mengizinkan mereka (Taliban) memasuki lembah dengan sengaja dan sekarang mereka terjebak. Pertempuran sedang berlangsung di distrik paling utara Panjshir (Paryan) dan distrik paling selatan (Anaba)," seorang juru bicara NRF mengatakan pada Ahad pagi.
"Ini adalah taktik yang kami gunakan dari buku pedoman kami dari tahun 1980-an ketika Soviet memasuki Lembah. NRF ada di seluruh Panjshir dan Taliban telah menderita banyak korban malam ini," tambah juru bicara itu.
CNN belum dapat memverifikasi secara independen jumlah korban secara keseluruhan dalam pertempuran terbaru, tetapi Ahmad Massoud pada Ahad menyambut baik proposal negosiasi yang diusulkan para ulama untuk mengakhiri pertempuran.
Anggota Front Perlawanan Nasional Afghanistan mengamati dari sebuah bukit di Lembah Panjshir, Afghanistan dalam gambar selebaran tak bertanggal ini. Pasukan Taliban dan oposisi bertempur pada Sabtu (4 September) untuk menguasai lembah Panjshir di utara Kabul, provinsi terakhir di Afghanistan yang bertahan melawan milisi Islam, menurut laporan.[NATIONAL RESISTANCE FRONT OF AFGHANISTAN HANDOUT/Handout via REUTERS]
Ahmad Massoud, kepala Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA), membuat pengumuman itu di halaman Facebook kelompok setelah sebelumnya, pasukan Taliban mengatakan mereka telah berupaya untuk memasuki ibu kota provinsi Panjshir setelah mengamankan distrik-distrik di sekitarnya, Reuters melaporkan.
Putra Ahmad Shah Massoud, Ahmad Massoud, yang memimpin pasukan yang terdiri dari sisa-sisa tentara reguler Afghanistan dan unit pasukan khusus serta milisi lokal, menyerukan penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Taliban sebelum pertempuran pecah sekitar seminggu yang lalu.
Beberapa upaya pembicaraan diadakan tetapi akhirnya gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan atas kegagalan mereka.
Tidak ada tanggapan segera dari Taliban perhal tawaran perundingan dengan Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF).
Baca juga: Taliban Kepung Lembah Panjshir, Amerika Peringatkan Potensi Perang Saudara
CNN | REUTERS