TEMPO.CO, Jakarta - Utusan khusus ASEAN untuk penyelesaian krisis di Myanmar, Erywan Yusof, dikabarkan tengah bernegosiasi dengan junta militer untuk bisa menemui Aung San Suu Kyi. Sebagaimana diketahui, Aung San Suu Kyi tengah menjalani tahanan rumah dan persidangan untuk kasus-kasus yang menjeratnya.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Erywan Yusof meminta akses ke Aung San Suu Kyi agar bisa mendapat gambaran komplit soal situasi di Myanmar. Walaupun Suu Kyi tak lagi bisa mengikuti perkembangan politik Myanmar sejak ditahan, Erywan menyakini mantan penasihat negara itu bisa memberikannya info-info penting soal hal-hal yang memicu krisis di negeri seribu pagoda.
"Ada kepentingan untuk segera berkunjung ke Myanmar. Walau begitu, sebelum itu, saya perlu mendapatkan kepastian dulu...Saya memerlukan gambaran jelas soal apa yang perlu saya lakukan dan apa yang boleh saya lakukan setibanya di Myanmar," ujar Erywan Yusof dalam keterangan persnya, Ahad, 5 September 2021.
Target Yusof saat ini, dirinya bisa berkunjung ke Myanmar di bulan Oktober dan menemui segala pihak yang terlibat dalam krisis Myanmar. Para pihak tersebut termasuk Aung San Suu Kyi. Namun, hingga hari ini, belum ada kepastian apakah target Oktober itu bisa tercapai.
Menurut laporan Reuters, permohonan untuk menemui Aung San Suu Kyi sudah disampaikan ke Dewan Administratif Nasional. Dewan itu dipimpin langsung oleh pentolan Junta Myanmar, Min Aung Hlaing. Kendalanya, menemui Aung San Suu Kyi tidak ada dalam lima poin konsensus ASEAN soal penyelesaian krisis Myanmar sehingga junta bisa saja menolaknya.
Baca Juga:
Erywan Pehin Yusof, utusan khusus ASEAN untuk Myanmar. Sumber: Reuters
"Saya sudah menyampaikan kepada otoritas di Myanmar bahwa saya perlu bicara dengan semua pihak yang terlibat. Namun, hal itu masih dalam negosiasi,"
"Mereka (Junta Myanmar) belum menentukan syarat (untuk bisa menemui Aung San Suu Kyi). Namun, mereka pun juga belum bersikap clear perihal itu," ujar Yusof.
Terakhir, Yusof mengatakan dirinya akan membentuk tim berisi penasihat. Tim itu, nantinya, akan berperan mendukung misi ASEAN untuk menyelesaikan krisis di Myanmar. Adapun anggotanya, kata ia, bisa berisi penasihat dari negara-negara tetangga Myanmar seperti India dan Bangladesh.
Junta Myanmar belum memberikan tanggapan apapun untuk saat ini.
Sebagai catatan , Aung Saan Suu Kyi menjadi tersangka untuk berbagai perkara sejak ditangkap oleh junta Myanmar. Kasus pertama yang menjerat Aung San Suu Kyi adalah soal kepemilikan walkie talkie secara ilegal. Menurut Kepolisian Myanmar, Aung San Suu Kyi mengimpornya tanpa izin. Setelah kasus itu, ia dijerat perkara terkait kerahasiaan informasi negara, protokol COVID-19, hingga penyuapan.
Atas perkara-perkara itu, Aung San Suu Kyi bisa dipenjara hingga belasan tahun. Sebagai contoh, kasus kerahasiaan informasi negara saja memiliki ancaman hukuman penjara 14 tahun. Kuasa hukum Aung San Suu Kyi menyakini Junta Militer Myanmar akan berusaha untuk memberikan durasi hukuman maksimum demi bisa menyingkirkannya.
Baca juga: Utusan Khusus PBB: Partai Aung San Suu Kyi Terancam Dibubarkan Junta Myanmar
ISTMAN MP | REUTERS