TEMPO.CO, Jakarta - Taliban bersiap mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan di Istana Kabul hari ini, Kamis, 2 September 2021. Pejabat Taliban Ahmadullah Muttaqi mengatakan di media sosial bahwa upacara sedang dipersiapkan di Istana Presiden di Kabul. Sementara penyiar Tolo News mengatakan pengumuman pemerintahan baru sudah dekat.
Pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, diperkirakan menduduki puncak kekuasaan atas dewan pemerintahan baru. Di bawahnya adalah seorang presiden, menurut pejabat senior Taliban kepada Reuters bulan lalu.
Pemimpin tertinggi Taliban memiliki tiga wakil yaitu Mawlavi Yaqoob yang merupakan , putra mendiang pendiri Taliban Mullah Omar; Sirajuddin Haqqani, pemimpin jaringan Haqqani yang kuat; dan Abdul Ghani Baradar, salah satu anggota pendiri kelompok tersebut.
Legitimasi pemerintahan baru Afghanistan di mata para donor dan investor internasional sangat penting bagi perekonomian negara itu. Saat ini Afghanistan sedang memerangi kekeringan dan kerusakan akibat konflik yang merenggut nyawa sekitar 240.000 warganya.
Taliban telah berjanji mengizinkan perjalanan ke luar negeri baik bagi warga asing maupun Afghanistan yang tertinggal usai berakhirnya penarikan pasukan AS pada 31 Agustus 2021. Dengan ditutupnya Bandara Hamid Karzai di Kabul, banyak yang berusaha melarikan diri melalui darat ke negara tetangga.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab akan mengunjungi Doha pada hari Kamis untuk membahas situasi di Afghanistan dengan emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani. “Prospek membangun dan menjalankan bandara Kabul serta perjalanan yang aman bagi warga negara asing dan Afghanistan melintasi perbatasan darat (adalah) menjadi agenda utama,” kata Kantor Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.
Taliban telah mencoba menampilkan wajah yang lebih moderat kepada dunia sejak mereka menyingkirkan pemerintah yang didukung AS. Sejak kembali berkuasa, Taliban berjanji melindungi hak asasi manusia dan memberikan amnesti terhadap musuh-musuhnya.
Baca: Pejabat Bank Sentral Afghanistan Minta Amerika Beri Akses Aset Negara ke Taliban
REUTERS