TEMPO.CO, Jakarta - Putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio mengatakan para politisi, termasuk ajudan terdekat ayahnya menawarkan untuk mencalonkan diri bersamanya dalam pemilihan presiden tahun depan. Para politisi berebut menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi dia yang digadang-gadang akan maju sebagai calon presiden Filipina.
Sara Duterte-Carpio saat ini menjabat sebagai walikota Kota Davao selatan. Ia menduduki posisi teratas perolehan suara dalam dalam jajak pendapat sebagai calon presiden. Namun Sara Duterte-Carpio belum mengungkapkan rencana politiknya menjelang batas waktu pencalonan presiden pada Oktober.
Dalam akun Facebook resminya, Duterte-Carpio mengatakan anggota parlemen Sherwin Gatchalian dan Christopher "Bong" Go secara pribadi menyatakan tawaran mereka untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Tidak jelas kapan Go mengajukan tawaran itu, namun postingan Duterte-Carpio muncul beberapa hari setelah Go menolak dukungan partai yang berkuasa sebagai calon presiden.
Duterte-Carpio mengatakan pasangan calon lainnya termasuk mantan menteri pertahanan Gilbert Teodoro juga mengajukan tawaran kepada dirinya.
Kubu Go dan Teodoro belum berkomentar ihwal pencalonan tersebut. Kandidat lain secara terbuka mengungkapkan niat mereka untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden Duterte-Carpio.
Duterte-Carpio, 43, seperti dikutip banyak media, memiliki peluang besar untuk maju sebagai calon presiden. "Apakah dia memutuskan mencalonkan diri atau tidak, tergantung banyak hal," menurut analis politik dan profesor Edmund Tayao kepada Reuters. "Banyak politisi berpikir dia akan menjadi kandidat presiden yang tangguh."
Ayahnya, Presiden Rodrigo Duterte secara konstitusi dilarang untuk mencalonkan diri kembali di masa jabatan kedua. Lawan politiknya yakin masa jabatan Duterte bisa diperpanjang melalui sekutunya.
Duterte telah menyatakan dia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden, jika putrinya tidak maju sebagai calon presiden.
Rodrigo Duterte tetap populer meskipun kampanyenya tentang anti-narkotika menyebabkan ribuan tersangka pengedar dan pengguna narkoba terbunuh. Pemerintah juga sedang menghadapi kritik atas penanganan pandemi yang keliru.
Baca: Duterte Maju Lagi di Pilpres 2022, Turun Jabatan Jadi Calon Wapres Filipina
REUTERS