TEMPO.CO, Jakarta - Taliban menutup operasional Bandara Hamid Karzai, Kabul sejak proses evakuasi rampung pada Senin kemarin, 30 Agustus 2021. Padahal, mereka sudah berjanji akan membukanya untuk kepentingan evakuasi mandiri. Walhasil, warga-warga lokal maupun internasional yang gagal dievakuasi mencari jalan lain untuk kabur. Jalur darat menjadi pilihan.
Dikutip dari kantor berita Reuters, wilayah-wilayah Afghanistan yang berbatasan dengan Pakistan dan Iran telah dipenuhi warga sejak periode evakuasi rampung. Mereka menanti gerbang perbatasan dibuka untuk kemudian mengungsi ke seberang.
"Banyak orang di sisi Afghanistan sudah menanti gerbang dibuka," ujar salah satu penjaga perbatasan Pakistan yang bertugas di Torkham, Selasa, 31 Agustus 2021.
Bagi mereka yang hendak mengungsi ke Iran, salah satu perbatasan yang ramai dikunjungi adalah Qala. Sama seperti situasi di Torkham, warga sudah berbondong-bondong ke sana untuk menyebrang ke Iran.
Warga yang menyebrang ke Iran mengaku merasa aman mengambil jalur darat karena penyebrangan pun diawasi oleh militer setempat. Hal itu, kata mereka, bebeda dengan kondisi sebelumnya.
Pada Senin kemarin, Dewan Keamanan PBB telah meminta Taliban untuk memastikan mereka yang hendak mengungsi mendapat izin dan jangan dihalang-halangi. Walau begitu, DK PBB tidak menyebutkan perlunya zona aman bagi warga lokal maupun internasional yang hendak menyebrang.
Taliban, per berita ini ditulis, belum memberikan keterangan baru apapun soal adanya exodus lewat jalur darat atau belum beroperasinya bandara Kabul usai mereka ambil alih. Menurut laporan Reuters, Taliban masih melakukan pembicaraan dengan Qatar dan Turki.
Diberitakan sebelumnya, Taliban tidak memiliki kemampuan teknis untuk mengoperasikan bandara sehingga mereka meminta bantuan ke Turki. Turki mengatakan hanya akan membantu apabila diperbolehkan membawa tentaranya atas alasan keamanan. Taliban tidak mau menuruti syarat itu.
Baca juga: Proses Evakuasi di Afghanistan Rampung, Ini Hal-hal Menarik Dari Sana
ISTMAN MP | REUTERS