TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan perlawanan di Provinsi Panjshir, Afghanistan utara, siap untuk bekerja sama dengan negara-negara lain untuk melawan ISIS-K, tetapi hanya ketika kesepakatan prinsip dicapai dengan Taliban tentang masa depan negara itu, kata juru bicara gerakan perlawanan Fahim Dashtim, mengatakan kepada TASS pada Senin.
"Kami akan siap bekerja sama dengan negara-negara kawasan secara bilateral atau multilateral. Itu yang menjadi bahasan mereka," katanya, dikutip dari kantor berita Rusia TASS, 31 Agustus 2021.
Menurut Dashti, pasukan perlawanan tidak membahas masalah anti-terorisme dengan Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara regional, dan ingin mereka mendorong Taliban untuk menyelesaikan masalah yang ada secara damai, melalui negosiasi.
"Jika itu tidak terjadi, jika Taliban ingin mendirikan pemerintahan mereka sendiri dengan visi mereka tentang Afghanistan, tuntutan kami bukanlah untuk mengakui Taliban, untuk menjatuhkan sanksi kepada mereka," katanya.
"Kami tidak membuat kesepakatan apapun dengan Taliban untuk melawan ISIS. Kami sedang bernegosiasi dengan Taliban untuk membentuk pemerintahan, sebuah sistem di Afghanistan yang akan mampu menyelesaikan semua masalah yang ada, termasuk kehadiran kelompok teroris," katanya ketika ditanya tentang usulan perlawanan kepada Taliban tentang isu-isu memerangi terorisme.
Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet Afghanistan Ahmad Shah Massoud, saat menghadiri pertemuan di Bazarak, Provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. REUTERS/Mohammad Ismail/File Photo
Dalam pidato audionya kepada wartawan pada Senin pagi, Dashti mengkritik situasi keamanan di Kabul dalam beberapa hari terakhir. Dia meragukan kemampuan Taliban untuk mengendalikan Afghanistan mengingat serangan teror baru-baru ini di dekat bandara Kabul. Mengomentari serangan udara AS hari Minggu di Kabul, dia mengecam tidak adanya perjanjian terbuka antara Taliban dan Amerika Serikat.
"Kami tidak membahas hubungan masa depan dengan AS selama negosiasi kami dengan Taliban. Itu akan menjadi masalah untuk dibahas nanti. Pertama-tama kita harus mencapai konsensus tentang masa depan Afghanistan. Kemudian kita dapat memasuki diskusi seperti itu," katanya kepada TASS.
"Negosiasi sedang berlangsung. Delegasi sedang rapat," katanya, tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Provinsi Panjshir di utara adalah satu-satunya kantong perlawanan terhadap Taliban. Kelompok perlawanan anti-Taliban di Panjshir dipimpin oleh Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud (1953-2001), seorang pemimpin komunitas Tajik Afghanistan yang pernah berpengaruh yang berperang melawan Taliban pada 1990-an. Panjshir adalah satu-satunya wilayah Afghanistan yang tidak pernah berhasil direbut baik oleh Taliban maupun Uni Soviet.
Baca juga: Lembah Panjshir, Benteng Terakhir Afganistan untuk Melawan Taliban
TASS