Tangkapan layar evakuasi korban terluka ke rumah sakit setelah serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. Bom bunuh diri yang didalangi kelompok ISIS-K menewaskan sedikitnya 60 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat. REUTERS TV/1TV/Handout via REUTERS
4. Merespon Ancaman ISIS-K di Afghanistan
Satu hal yang berpotensi mendorong Amerika dan Taliban bekerjasama adalah ancaman ISIS-K. ISIS-K adalah kelompok teroris afiliasi ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan Pakistan. Mereka terbentuk pada 2014 lalu dan berisi mantan-mantan Taliban yang tidak setuju dengan direksi barunya.
Pada 26 Agustus lalu, ISIS-K melancarkan serangan teror ke Bandara Hamid Karzai, Kabul. Sebanyak 170 lebih orang tewas. Tentara Amerika dan Taliban ikut menjadi korban. Amerika kehilangan 13 tentara sementara Taliban diperkirakan kehilangan 20 tentara lebih.
Untuk membalas serangan ISIS-K, Amerika sudah melancarkan dua serangan drone. Salah satunya menewaskan perencana dan fasilitator serangan di bandara Kabul. Walau begitu, Amerika berencana untuk terus menyerang ISIS-K.
Bagi Taliban, ISIS-K adalah musuh dan berpotensi menjadi ancaman terhadap pemerintahan barunya. Apalagi, ISIS-K tidak sepamahaman dengan Taliban yang relatif sudah lebih modern dan melunak soal isu HAM. Visi ISIS-K adalah Afghanistan sebagai Emirat Islam murni.
Baca juga: Amerika Tuntaskan Penarikan Pasukan dan Evakuasi Warga di Afghanistan
ISTMAN MP | REUTERS