TEMPO.CO, Jakarta - Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah wilayah yang ditempati kelompok Hamas di Gaza. Serangan dilakukan pada Minggu pagi, 29 Agustus 2021, sebagai upaya untuk membalas serangan balon api yang dilontarkan dari wilayah Palestina.
Serangan tersebut terjadi di tengah naiknya kekerasan di perbatasan kedua negara sehingga membuat pakta pada Mei 2021 untuk mengakhiri kekerasan, sekarang menjadi rentan.
Seorang tentara Israel menembakkan gas air mata selama pemakaman bocah lelaki Palestina berusia 12 tahun Mohammad Al Alami, yang dibunuh oleh pasukan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, dekat Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel, 29 Juli 2021. [REUTERS/Mussa Qawasma]
Kelompok-kelompok lainnya di Palestina mengatakan mereka akan melanjutkan aksi protes di wilayah perbatasan Israel – Gaza untuk menekan Israel agar melonggarkan aturan di perbatasan. Sedangkan militer Israel mengatakan ada ratusan warga Palestina yang berkumpul di garda depan sepanjang Sabtu malam, 28 Agustus 2021, membakar bahan peledak dan ban.
Militer Israel mengatakan tentara Israel hanya menindak lanjuti unjuk rasa dengan membubarkannya. Tim medis di Gaza melaporkan, setidaknya enam warga Palestina mengalami luka-luka dan satu luka serius dalam kejadian Sabtu kemarin.
Beberapa jam setelah kejadian pembubaran unjuk rasa pada Sabtu kemarin, Israel melakukan serangan fajar yang menargetkan komplek persenjataan Hamas dan sebuah terowongan yang biasa digunakan oleh anggota Hamas. Belum ada laporan kerusakan akibat serangan ini.
Sebelumnya pada Mei 2021 lalu, Israel dan Hamas dengan di mediasi oleh Mesir, sepakat untuk mengakhiri konflik, yang tertuang dalam pakta. Konflik telah membuat militan Gaza melepaskan tembakan roket ke kota-kota di Israel, yang kemudian dibalas oleh Tel Aviv dengan melakukan serangan udara.
Setidaknya 250 warga Palestina dan 13 warga Israel tewas dalam 11 hari pertempuran itu. Akan tetapi, dalam beberapa hari terakhir ketegangan kembali naik, walau pun Israel sudah mengumumkan pada bulan ini akan membuka pintu untuk masuknya bantuan dari Qatar ke Gaza.
Baca juga: Ismail Haniyeh Terpilih Jadi Pemimpin Hamas, Siapa Dia?
Sumber: Reuters