Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa Afghanistan di Luar Negeri Waswas Keluarga Terkepung Taliban

Reporter

image-gnews
Warga mengangkat senjata saat memberikan dukungan kepada militer negara untuk berperang melawan Taliban di Kabul, Afganistan, 23 Juni 2021. REUTERS/Stringer
Warga mengangkat senjata saat memberikan dukungan kepada militer negara untuk berperang melawan Taliban di Kabul, Afganistan, 23 Juni 2021. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Farhan, 25 Tahun (bukan nama sebenarnya), tampak putus asa saat mengetahui kelompok radikal Taliban menguasai Afghanistan pada 14 Agustus 2021 lalu. Farhan adalah mahasiswa Afghanistan yang mendapat beasiswa dari Bank Dunia pada 2014 lalu untuk kuliah di India. 

Pada Juli 2019, dia pulang ke Afghanistan untuk mengunjungi keluarganya sebentar. Namun yang terjadi, dia tidak dapat kembali lagi ke Afghanistan sejak itu karena pandemi virus corona. Sekarang, Farhan pun masih belum bisa ke kampung halamannya karena kekacauan pasca-runtuhnya pemerintah dan militer Afghanistan.

“Saya merasa putus asa,” kata Farhan.

Farhan berasal dari provinsi Kunar di Afghanistan timur. Dia lahir di sebuah kamp pengungsi beberapa tahun setelah perang Soviet-Afghanistan.

Ayah Farhan adalah seorang pengusaha di provinsi Kunar. Sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Ratusan warga mengangkat senjata di Kabul, Afganistan, 23 Juni 2021. Mereka mengaku siap berperang setelah Taliban dikabarkan kembali memperkuat posisinya pascapenarikan pasukan oleh Amerika Serikat di Afganistan. REUTERS/Stringer

Farhan mendapatkan beasiswa dari Bank Dunia pada 2014 setelah mendapatkan juara dua dalam ujian Nasional Kankor di provinsi Kunar dan rangking ke-25 nasional seluruh Afghanistan.

Farhan memiliki mimpi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik di luar Afghanistan. Ia ingin menjadi lebih terdidik dan kembali ke negara asalnya untuk membantu orang lain dan berbagi ilmu.

Dia mengatakan ingin menyebarkan pesan perdamaian, terutama di kalangan pemuda Afghanistan.

“Saya ingin kembali ke provinsi saya untuk mengajari pada semua orang bahwa perang bukanlah jawaban, kita juga bisa hidup damai,” ujarnya.

Kenangan tentang Afghanistan yang dilanda perang, sekarang menghantuinya lagi sejak Taliban memasuki Kabul pada 15 Agustus 2021 lalu. Kekuasaan Taliban telah meninggalkan kekosongan administrasi yang telah memperkuat kekhawatiran akan keruntuhan keuangan dan kelaparan yang meluas di Afghanistan.

“Saya sedang mengemasi tas saya siap untuk terbang ke Kabul, ketika teman sekamar saya memberitahu saya bahwa Taliban telah menguasai provinsi Kunar. Saya benar-benar terkejut dan segera menelpon saudara laki-laki saya yang mengkonfirmasi berita itu. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Di sini saya sudah siap untuk bertemu keluarga saya setelah dua tahun yang panjang,” katanya.

Salah satu saudara laki-laki Farhan, yang bekerja sebagai petugas logistik di provinsi Kunar, ditahan Taliban pada malam mereka menguasai daerah itu.

“Saudara laki-laki saya, yang biasanya pulang kerja pukul 6 sore, berada dalam tahanan Taliban sampai tengah malam karena mereka memasuki rumah sakit untuk meminta rincian dari semua orang. Dia diselamatkan oleh kerabat kami setelah tengah malam,” kata Farhan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ribuan orang telah meninggalkan Afghanistan sejak Taliban mengambil alih pemerintahan. Banyak warga Afghanistan yang ketakutan akan pembalasan dan kembalinya negara itu ke versi keras syariah yang dulu pernah diberlakukan Taliban ketika berkuasa pada 1996 hingga 2001, khususnya penindasan terhadap perempuan.

“Saudara-saudara perempuan saya, bersama-sama mengelola butik kecil pakaian tradisional Afghanistan, mereka sekarang tidak akan pernah bisa lagi mengejar kecintaan mereka pada desain pakaian,” tambahan Farhan.

Sudah dua minggu sejak Taliban mengambil alih, Farhan sempat kesulitan berbicara lewat telepon dengan orang tuanya karena masalah jaringan. 

“Sebelumnya, setiap kali kami berbicara, kami akan bertanya tentang kesehatan satu sama lain, rencana kami untuk minggu ini dan apakah kami makan dengan baik. Hari ini percakapan kami hanya tentang apakah kami hidup atau mati. Apakah kami berhasil bertahan hidup atau tidak,” kata Farhan.

Farhan juga merasa putus asa karena alasan lain, dia termasuk di antara ribuan pelajar Afghanistan di India yang masa depannya tidak pasti karena prospek visa mereka akan segera berakhir dan banyak visa yang dibatalkan oleh India. Mereka sedang menunggu semacam keajaiban, berharap agar visa pelajar atau beasiswa mereka di perpanjang.

Pada 17 Agustus 2021, India memerintahkan pembatalan semua visa bermaterai untuk warga negara Afghanistan dan meminta orang-orang untuk mengajukan e-visa untuk memasuki India. Visa yang dikeluarkan sebelumnya untuk semua warga negara Afghanistan, yang saat ini tidak berada di India, tidak berlaku lagi. 

Farhan mengatakan dia telah mengetuk pintu Dewan Hubungan Budaya India (ICCR) mencari beasiswa dan Kantor Registrasi Regional Orang Asing (FRRO) untuk bantuan dengan visanya yang akan segera berakhir, tetapi tidak mendapat tanggapan dari keduanya.

“Saya mengalami gangguan mental. Saya baru saja menyelesaikan program master saya (S2) dan saya sekarang membiayai hidup sendiri. Visa saya hampir habis. Setelah beberapa kali mencoba menghubungi ICCR untuk memberikan saya beasiswa atau membiayai saya, tidak ada tanggapan. Saya juga mengunjungi FRRO mencari bantuan untuk memperpanjang visa saya, tetapi tidak ada yang menanggapi di sana juga,” tambahnya. 

Bank-bank di Afghanistan masih tutup dua minggu setelah jatuhnya Kota Kabul ke Taliban. Farhan mengatakan kendati situasi Afghanistan sekarang sedang memburuk, namun dia sangat ingin pulang.

"Saya tahu tidak ada penerbangan sekarang. Tetapi saya ingin pulang. Saya tidak punya uang karena bank tutup di Afghanistan dan orang tua saya tidak dapat mendukung saya (keuangan). Saya tidak dapat meninggalkan mereka dalam bahaya di tangan Taliban. Tolong bantu saya.”

Baca juga: Amerika Serikat Lancarkan Serangan Drone ke Timur Afghanistan

Afifa Rizkia Amani | ndtv.com

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Enik Waldkonig, Pemilik SHB Ceritakan Awal Mula 4 Mahasiswa Ferienjob Lapor ke KBRI: Bilang Kalau Bukan Program Magang

1 jam lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Enik Waldkonig, Pemilik SHB Ceritakan Awal Mula 4 Mahasiswa Ferienjob Lapor ke KBRI: Bilang Kalau Bukan Program Magang

Enik Waldkonig menceritakan empat mahasiswa ferienjob akhirnya melaporkan kejadian yang mereka alami ke KBRI Jerman.


Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

2 jam lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

"Bapak Sihol Situngkir sudah tidak menjabat lagi sebagai rektor di Unika Santo Thomas," kata Maidin,


Enik Waldkonig Tersangka TPPO Berkedok Ferienjob Bantah Telantarkan Mahasiswa di Bandara Frankfurt

4 jam lalu

Ferienjob. Istimewa
Enik Waldkonig Tersangka TPPO Berkedok Ferienjob Bantah Telantarkan Mahasiswa di Bandara Frankfurt

Bareskrim Polri menetapkan Enik Waldkonig sebagai tersangka dugaan perdagangan orang berkedok magang mahasiswa ferienjob


Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

5 jam lalu

Enik Waldkonig, WNI tinggal di Jerman tersangka dugaan  TPPO, FOTO: istimewa
Cerita Bos PT SHB Tersangka TPPO Berkedok Magang Ferienjob saat Pertama Kali Libatkan Mahasiswa Indonesia

Bos PT SHB, Enik Waldkonig, menyebut ia pertama kali melibatkan mahasiswa Indonesia di program ferienjob pada 2022


ITS Perkenalkan 2 Prodi Baru di Rumpun Sains dan Analitika Data, Ini yang Ditawarkan

5 jam lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
ITS Perkenalkan 2 Prodi Baru di Rumpun Sains dan Analitika Data, Ini yang Ditawarkan

Menurut ITS, keduanya dapat menjadi salah satu pintu pembuka bagi calon mahasiswa angkatan 2024 untuk menjadi inovator sains yang siap bersaing.


Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

9 jam lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

Pendaftaran beasiswa Amartha STEAM Fellowship telah dibuka pada 27 Maret hingga 15 Juni 2024.


Ribuan Mahasiswa Lolos Beasiswa IISMA 2024, Begini Pesan Ketua Program

9 jam lalu

Safira Aulia Pramudita bersama para awardee IISMA Universiti Malaya. Dok. Istimewa
Ribuan Mahasiswa Lolos Beasiswa IISMA 2024, Begini Pesan Ketua Program

Dari total penerima IISMA 2024 itu, 2.030 kursi diisi oleh mahasiswa jalur reguler dan 247 kursi diisi oleh mahasiswa jalur afirmasi.


Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

12 jam lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

Pakar pendidikan menilai ribuan mahasiswa bisa menjadi korban TPPO berkedok magang ferienjob karena kesalahan kampus


Ferienjob Program Resmi di Jerman, Bareskrim Ungkap Kejanggalannya Saat Ditawarkan ke Universitas di Indonesia

1 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro, berbicara terkait perkembangan penyidikan kasus Panji Gumilang di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Juli 2023. Tempo/Eka Yudha Saputra
Ferienjob Program Resmi di Jerman, Bareskrim Ungkap Kejanggalannya Saat Ditawarkan ke Universitas di Indonesia

Bareskrim mengungkap sejumlah kejanggalan dalam penawaran program ferienjob ke sejumlah universitas di Indonesia. Diduga TPPO.


Lenovo Tab M11 Meluncur di India, Ini Spesifikasinya

1 hari lalu

Lenovo
Lenovo Tab M11 Meluncur di India, Ini Spesifikasinya

Tablet Lenovo terbaru Tab M11 dilengkapi dengan chipset MediaTek Helio G88 memiliki sertifikasi TUV Rheinland Low Blue Light untuk kenyamanan menonton