TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah roket ditembakkan di Bandara Kabul pada Senin, 30 Agustus 2021. Belum jelas target atas serangan roket tersebut.
Penembakan roket sehari sebelum batas akhir Amerika Serikat melakukan evakuasi dari Afghanistan. Presiden Joe Biden telah menetapkan batas waktu Selasa untuk menarik semua pasukan AS dari Afghanistan.
Gedung Putih membenarkan telah terjadi serangan roket ke arah bandara. Namun Amerika Serikat menegaskan bahwa serangan tersebut tidak mengganggu proses evakuasi.
"Presiden (Joe Biden) menegaskan agar para komandan memprioritaskan untuk melindungi pasukan di lapangan," kata pernyataan Gedung Putih seperti dikutip dari NDTV.
Sebelum roket-roket ditembakan ke arah bandara, pesawat tanpa awak atau drone AS telah menyerang mobil anggota ISIS-K yang diduga berisi bahan peledak sekitar dua kilometer dari bandara.
Seorang pejabat Taliban di tempat kejadian mengatakan dia yakin lima roket telah ditembakkan. Seluruh roket berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan rudal bandara.
Tak ada laporan korban jiwa atau kerusakan bandara akibat serangan roket. Namun penduduk di sekitar bandara amat cemas dan trauma.
"Sejak Amerika menguasai bandara, kami tidak bisa tidur nyenyak," kata Abdullah, yang tinggal di dekat bandara dan hanya menyebutkan satu nama, kepada AFP seperti dikutip dari NDTV.
"Baik tembakan senjata, roket, sirene, atau suara pesawat mengganggu kami. Sekarang mereka menjadi sasaran langsung, itu dapat membahayakan nyawa kami."
Kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan memicu gelombang pengungsian. Hingga kini sbeanyak 120 ribu orang telah keluar melalui Bandara Kabul.
Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan kemungkinan bakal terjadi serangan setelah Kamis pekan lalu terjadi bom bunuh diri yang menewaskan banyak orang di sekitar bandara Kabul.
Baca juga: Pemerintahan Joe Biden Jamin Rute Evakuasi Aman untuk Warga AS di Afghanistan
NDTV