TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Sabtu, 28 Agustus 2021, memproyeksi tiga kemungkinan yang bakal dialami dirinya ke depan. Tiga kemungkinan itu adalah dia memenangkan pemilu Brasil 2022, dibunuh atau dijebloskan ke penjara.
“Saya memproyeksi tiga hal yang mungkin terjadi di masa depan hidup saya, yakni saya ditahan, dibunuh atau meraih kemenangan dalam pemilu. Untuk opsi yang pertama, tidak ada manusia di dunia ini yang bisa mengancam saya,” kata Bolsonaro.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro berorasi saat mengikuti aksi unjuk rasa di Brasilia, Brasil, 19 April 2020. Presiden Jair Bolsonaro bersama pengikutnya menolak kebijakan untuk tetap di rumah dan menjaga jarak atau social distancing selama pandemi virus Corona yang dikeluarkan oleh para pemimpin negara bagian di Amerika. REUTERS/Ueslei Marcelino
Ucapan Presiden Bolsonaro itu tercetus saat dia mempertanyakan sistem penghitungan suara elektronik pemilu milik Brasil dan mengancam tidak akan menerima hasil pemilu presiden tahun depan. Bolsonaro sudah menyerukan agar digunakan teknologi yang lebih canggih karena perhitungan suara elektronik yang ada saat ini rentan dengan penipuan.
Dalam sebagian besar hasil jajak pendapat pemilu Presiden Brasil 2022, Bolsonaro bersaing ketat dengan mantan Presiden Luis Inacio Lula da Silva. Pada sebuah pertemuan dengan para pemimpin di Brasil, Bolsonaro kembali mengkritik pengadilan pemilu Brasil, dengan menyebut Brasil menginginkan seorang presiden yang tidak memprovokasi perpecahan, namun dalam hidup semua ada batasnya sehingga dia tidak bisa melakukan pembiaran.
Kepala pengadilan pemilu Brasil pada Rabu, 25 Agustus 2021, mengatakan tidak ada kendala dengan sistem perhitungan suara elektornik. Diksusi untuk mengadopsi perhitungan suara tercetak hanya akan menghilangkan fokus.
Baca juga: Presiden Brasil Bolsonaro Blokir 170 Akun Medsos yang Mengkritiknya
Sumber: Reuters