TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia mencari pertolongan dari lembaga keamanan asing untuk mengkonfirmasi pemberitaan yang menyebut dua warga negara Malaysia ditahan oleh kelompok garis keras Taliban di Afghanistan. Dua warga negara Malaysia itu ditahan karena diduga terlibat dengan gerakan kelompok radikal lainnya, Islamic State (ISIS).
Kepala Kepolisian Malaysia Sani Abdullah Sani mengatakan saat ini otoritas Malaysia tidak punya informasi soal dugaan keterlibatan warga negara Malaysia dalam kelompok garis keras di Afghanistan.
“Kepolisian kerajaan Malaysia sudah meminta bantuan ke badan-badan keamanan di luar negeri untuk mengkonfimasi laporan-laporan atas tuduhan tersebut,” kata Sani.
Para pria yang dilengkapi senjata saat bersiap melawan Taliban di Panjshir, Afghanistan 22 Agustus 2021. Taliban mengatakan telah mengirim ratusan pejuang ke wilayah itu setelah pejabat negara setempat menolak untuk menyerahkannya secara damai. Aamaj News Agency via REUTERS
Dia meyakinkan, otoritas Malaysia saat ini pun melakukan sejumlah investigasi untuk membuktikan apakah laporan-laporan kalau ada warga negara Malaysia terlibat dalam kelompok ISIS, benar adanya atau tidak.
Sebelumnya media di Inggris The Times pada Sabtu, 28 Agustus 2021, mewartakan berdasarkan sumber di Taliban ada enam anggota ISIS yang ditahan Taliban. Dari jumlah tersebut, dua orang diduga warga negara Malaysia.
Dalam 10 tahun terakhir, diduga ada puluhan warga negara Malaysia meninggalkan negara mereka untuk bergabung dengan ISIS di Suriah dan negara lainnya. Beberapa dari jumlah tersebut, sudah diperbolehkan pulang ke Malaysia dengan syarat khusus, masih belum diketahui berapa yang masih tersisa.
Baca juga:Balas Teror Bom di Bandara Kabul, Serangan Drone AS Bunuh Perencana Teror ISIS-K
Sumber: Reuters