TEMPO.CO, Jakarta - Taliban mulai mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyasar perempuan. Dikutip dari CNN, Taliban meminta perempuan-perempuan Afghanistan untuk tidak bekerja dan tetap di rumah saja. Alasan Taliban, karena situasi tidak aman bagi mereka di saat Afghanistan masih dalam situasi perang dan tentara di mana-mana.
"Ini untuk keselamatan mereka. Kami tidak ingin mereka dilecehkan ataupuin disakiti," ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, pada Selasa kemarin, 24 Agustus 2021.
Perintah dari Taliban itu tak ayal kontras dengan janji mereka untuk bersikap lebih toleran. Sejak menguasai Taliban per 14 Agustus lalu, Taliban berjanji akan bersikap berbeda dibanding sebelumnya, termasuk menghargai hak-hak perempuan. Di tahun 1996-2001, Taliban dikenal membatasi hak-hak perempuan Afghanistan, termasuk mewajibkan mereka memakai burka dan melarang mereka berpergian sendiri.
Mujahid mengatakan bahwa larangan bekerja itu hanya akan berlaku sementara. Begitu situasi stabil dan tentara Taliban jauh berkurang, kebijakan akan dilonggarkan.
"Ini langkah yang diperlukan karena tentara kami terus berganti dan tidak semuanya terlatih...Kami senang mereka bisa keluar masuk bangunan yang ada, namun kami tidak ingin mereka dalam bahaya. "
"Kami meminta mereka untuk tidak bekerja hingga situasi normal dan kebijakan soal perempuan sudah ada. Begitu hal tersebut tercapai, mereka bisa kembali ke pekerjaan masing-masing," ujar Mujahid mengklarifikasi.
Pernyataan Zabihullah Mujahid berbarengan dengan keputusan Bank Dunia mencabut bantuan pendanaan ke Afghanistan. Mereka mengkhawatirkan nasib perempuan-perempuan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.
"Kami khawatir akan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap pembangunan di negeri itu, terutama yang melibatkan perempuan," ujar juru bicara Bank Dunia, Marcela Sanchez.
Baca juga: Bendera Afghanistan Kini Jadi Simbol Perlawanan terhadap Taliban
REUTERS