TEMPO Interaktif: Sebuah lembaga riset agama Inggris menyebut Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Alexy II yang diumumkan meninggal dunia hari Jumat menjalankan tugas mata-mata yang diwajibkan oleh dinas intelijen Rusia, KGB.
Kepala lembaga Keston Institute yang mempelajari agama di negara-negara komunis melaporkan tugas yang dituntut oleh KGB adalah hal yang lumrah dibebankan pada semua uskup gereja ortodoks Rusia. Hanya sebagian kecil yang menolak.
Hal itu dipaparkan pada hari Jumat beberapa jam setelah Rusia mengumumkan kematian Alexy II dalam usia 79 tahun tanpa menyebutkan sebab kematiannya.
Paus Benediktus XVI juga menyampaikan dukacitanya walaupun hubungan Gereja Katolik Roma dan Ortodoks Rusia cukup kaku, karena Alexy II menolak bertemu dengan Benediktus XVI maupun pendahulunya, Yohanes Paulus II.
Menurut Keston Institute tugas-tugas wajib dari KGB untuk para uskup adalah laporan rutin yang berisi informasi yang potensial dapat dikumpulkan para pemimpin gereja ortodoks di sana sembari menjalankan tugas mereka.
Keston Institue mengajukan salah satu bukti yang mendukung kesimpulan mereka yaitu dokumen intelijen pasca kejatuhan Uni Soviet di awal 1990-an yang menyebutkan Alexy II memiliki nama sandi intelijen "Drozdov". Alexy II terlahir dengan nama Aleksey Ridiger.
Keston Institute juga menyatakan sebenarnya setiap orang tahu bahwa di era Uni Soviet setiap jabatan penting di gereja ortodoks pasti mengemban tanggung jawab ekstra terhadap KGB.
KGB memiliki kendali kuat atas gereja bahkan dapat turut menentukan dalam penetapan pemimpin tertinggi gereja itu. Naiknya Alexy II dilaporkan juga tidak lepas dari rekomendasi KGB. Agama kristen ortodoks dianut oleh sekitar 70 persen penduduk Rusia.
AFP | BBC | WIKIPEDIA | RONALD