Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekonomi Hancur, Taliban Minta Pejabat Pemerintahan Afghanistan Kembali Bekerja

Reporter

image-gnews
Anggota pasukan Taliban berjaga-jaga di pos pemeriksaan di Kabul, Afghanistan 17 Agustus 2021. [REUTERS/Stringer]
Anggota pasukan Taliban berjaga-jaga di pos pemeriksaan di Kabul, Afghanistan 17 Agustus 2021. [REUTERS/Stringer]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Taliban meminta para pejabat pemerintahan Afghanistan untuk kembali bekerja ketika orang-orang bersembunyi takut akan pembalasan kelompok tersebut.

Ashraf Haidari, seorang ekonom di kementerian keuangan Aghan, sedang menunggu dengan cemas di rumah ketika ada telepon dari Taliban. Seorang komandan Taliban memerintahkannya kembali bekerja sehingga dia bisa membantu menjalankan negara begitu pasukan asing pergi.

Seperti ribuan orang lain yang bekerja untuk pemerintahan yang didukung Barat, yang tersapu oleh penaklukan kilat Taliban, Haidari khawatir dia mungkin menjadi korban pembalasan.

Di ujung lain telepon adalah seorang komandan Taliban, mendesak Haidari untuk kembali ke kementeriannya di mana dia bekerja mengalokasikan dana ke 34 provinsi negara itu, dikutip dari Reuters, 25 Agustus 2021.

"Dia mengatakan jangan panik atau mencoba bersembunyi, para pejabat membutuhkan keahlian Anda untuk menjalankan negara kami setelah orang asing gila pergi," Haidari, menteri berusia 47 tahun, mengatakan kepada Reuters.

Untuk menyesuaikan dengan norma-norma pemerintahan Taliban sebelumnya, ketika mereka secara brutal menerapkan interpretasi ketat terhadap hukum Islam, Haidari menumbuhkan janggut. Setelah panggilan telepon pada Ahad, dia menukar jasnya dengan jubah tradisional Afghanistan untuk bertemu dengan bos barunya.

Reuters berbicara dengan tiga pejabat tingkat menengah lainnya di kementerian keuangan dan bank sentral Afghanistan yang mengatakan mereka telah diberitahu oleh Taliban untuk kembali bekerja, karena negara itu menghadapi pergolakan ekonomi dan kekurangan uang tunai.

Sohrab Sikandar, yang bekerja di departemen pendapatan kementerian keuangan, mengatakan dia tidak melihat rekan perempuannya sejak dia kembali ke kantor.

Haidari, ekonom di kementerian keuangan, mengatakan dia tidak memberi tahu keluarganya ketika dia meninggalkan rumahnya pada Senin untuk hari pertamanya bekerja di bawah pemerintahan Taliban untuk menghindari kepanikan.

Di kantor dia disambut oleh tiga pejabat Taliban yang mengatakan kepadanya bahwa dia akan segera bergabung dengan rekan-rekan lainnya dan bahwa mereka perlu fokus untuk mengirim uang ke provinsi-provinsi.

Seorang pejabat, yang mengatakan dia bertanggung jawab atas keamanan kementerian, mengatakan kepada Haidari bahwa istirahat salat adalah wajib.

"Mereka tidak membawa senjata di dalam gedung dan salah satu dari mereka mengatakan 'kami bisa belajar dari keahlian Anda'," kata Haidari.

Tidak seperti beberapa warga negara yang mati-matian berusaha meninggalkan Afghanistan, Haidar berencana untuk tetap tinggal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang bayi diserahkan kepada tentara Amerika Serikat melewati kawat berduri di tembok pembatas bandara di Kabul, Afghanistan, 19 Agustus 2021. OMAR HAIDARI/via REUTERS

Selama pemerintahan Taliban 1996-2001, perempuan dilarang bekerja, harus menutupi wajah mereka, dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika ingin keluar rumah.

Juru bicara Taliban telah berusaha untuk meyakinkan warga Afghanistan bahwa mereka tidak keluar untuk membalas dendam, dan mereka akan mengizinkan perempuan untuk bekerja, selama pekerjaan mereka konsisten dengan hukum Islam.

Namun laporan penggeledahan dari rumah ke rumah, perempuan yang dipaksa keluar dari pekerjaan dan pembalasan terhadap mantan pejabat keamanan dan etnis minoritas telah membuat orang waspada. Taliban telah berjanji untuk menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada wartawan di Kabul pada hari Selasa bahwa sudah waktunya bagi orang untuk bekerja untuk negara mereka. Dia mengatakan Taliban sedang mengerjakan prosedur bagi pekerja pemerintah perempuan untuk kembali ke pekerjaan mereka tetapi untuk saat ini mereka harus tinggal di rumah karena alasan "keamanan".

Kehancuran yang meluas selama perang 20 tahun antara pasukan pemerintah yang didukung AS dan Taliban, penurunan pengeluaran lokal karena meninggalkan pasukan asing, mata uang yang jatuh dan kurangnya dolar memicu krisis keuangan.

Seorang pejabat bank sentral Afghanistan, yang mengatakan dia telah kembali bekerja dan ingin tetap anonim mengatakan kepada Reuters, bahwa Taliban sejauh ini hanya memanggil beberapa pejabat, terutama di kementerian keuangan dan dalam negeri.

Para pemimpin Taliban telah memulai pembicaraan tentang pembentukan pemerintahan yang mencakup diskusi dengan beberapa mantan musuh dari pemerintahan sebelumnya, termasuk mantan Presiden Hamid Karzai.

Kantor berita Pajhwok melaporkan bahwa pejabat Taliban telah ditunjuk untuk berbagai jabatan termasuk gubernur Kabul, penjabat menteri dalam negeri dan keuangan, dan kepala intelijen.

Baca juga: Taliban Peringatkan AS Setop Evakuasi Dokter dan Insinyur Afghanistan

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

25 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.


Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

43 hari lalu

Ekspresi seorang anak saat diteteskan vaksin polio dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Puskesmas Tambakrejo, Semarang, Jawa Tengah, Senin 15 Januari 2024. Kementerian Kesehatan menggelar Sub PIN Polio 2024 secara serentak di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY dengan putaran pertama di bulan Januari dan putaran kedua pada Februari mendatang sebagai upaya menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan


Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

44 hari lalu

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi memeriksa sebuah bangunan saat mencari militan ISIS saat bentrokan di luar penjara di Hasaka, Suriah 22 Januari 2022. Militan ISIS meledakkan bom mobil di dekat gerbang penjara yang membantu puluhan narapidana melarikan diri ke distrik Ghweiran al-Hasaka. North Press Agency Digital/Handout via REUTERS
Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah


15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

48 hari lalu

Kendaraan yang tertutup salju di jalan, menyusul badai musim dingin yang melanda wilayah tersebut, di Buffalo, New York, AS 25 Desember 2022. New York mengalami badai salju terburuk dalam 45 tahun yang membuat pengendara terdampar di dalam mobil dan menewaskan sedikitnya 13 orang. Instagram/Jason Murawski Jr/via REUTERS
15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.


Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

52 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.


Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

54 hari lalu

Tentara Taliban berjaga-jaga pada upacara peringatan kedua pengambilalihan Kabul oleh Taliban di Kabul, Afghanistan, 15 Agustus 2023. REUTERS/Ali Khara
Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.


Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dokumentasi Kementerian Luar Negeri RI
Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.


Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

8 Februari 2024

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Doc: Unpad.
Cerita Mahasiswa Afganistan Lulus Magister Unpad dengan IPK 4,00

Abdul Qayoum Safi asal Afganistan lulus dari Magister Ilmu Komunikasi Unpad dengan IPK tertinggi 4,00.


Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

1 Februari 2024

Ilustrasi penembakan. dentistry.co.uk
Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

Ini menjadi pembunuhan kedua terhadap kandidat terkait dengan partai mantan PM Pakistan Imran Khan


Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

1 Februari 2024

Seorang anak menerima vaksinasi polio selama kampanye anti-polio di pinggiran Jalalabad, Afghanistan, 1 Desember 2015. [REUTERS/Parwiz]
Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

Lebih dari 7,5 juta anak balita akan menerima vaksin polio di 21 dari 34 provinsi di Afghanistan