TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 6 dari 136 pelajar yang diculik oleh kelompok bersenjata di negara bagian Niger, Nigeria, dilaporkan meninggal karena sakit. Abubakar Garba Alhasan, Kepala Sekolah yang muridnya menjadi korban penculikan, mengkonfirmasi hal ini kepada Reuters pada Senin, 23 Agustus 2021.
Penculikan terjadi pada Mei 2021 saat sekolompok laki-laki bersenjata menggunakan sepeda motor menyerang sebuah sekolah di Kota Tegina. Para penculik menuntut uang tebusan jika ingin para pelajar itu dibebaskan.
Alhasan menceritakan para penculik meneleponnya dan mengatakan kalau beberapa pelajar ada yang sudah meninggal karena sakit. Mereka pun menuntut agar uang tebusan segera diserahkan.
Sejumlah siswi yang menjadi korban penculikan kelompok bersenjata, berkumpul di Gedung Pemerintahan, Gusau, Zamfara, Nigeria, Selasa, 2 Maret 2021. REUTERS/Afolabi Sotunde
Geng-geng kriminal di Nigeria sering melakukan tindak penculikan dengan uang tebusan. Mereka menculik dengan cara menggeledah ke sekolah-sekolah asrama di selatan Nigeria. Sejak Desember, sudah lebih dari seribu pelajar diculik.
Abubakar Adam, seorang ayah di Nigeria, yang 7 anaknya menjadi korban penculikan geng criminal mengatakan para penculik menelepon kepala sekolah untuk meminta uang tebusan.
Pada Minggu, 22 Agustus 2021, para penculik membebaskan lebih dari 15 pelajar yang mereka culik pada akhir bulan lalu dari sebuah sekolah Kristen di barat laut Nigeria. Pembebasan dilakukan setelah para orang tua korban membayar uang tebusan yang jumlahnya dirahasiakan kepada para penculik.
Sebelumnya pada Februari 2021, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari menyerukan pada para pemimpin negara bagian di Nigeria agar tidak memberikan uang tebusan pada para penculik. Namun orang tua dan masyarakat yang putus asa, sering kali memberikan uang tebusan kepada para penculik.
Baca juga: Penculikan Cucu Lansia di Bogor untuk Jaminan Utang
Sumber: Reuters