Pejabat AS saat ini dan mantan pejabat mengatakan Taliban tidak akan menang jika pemerintah AS berturut-turut bertindak untuk mengakhiri perlindungan, dan dukungan lain yang diberikan Pakistan dan badan Inter-Services Intelligence (ISI) kepada para pemberontak.
"Tanpa Pakistan, Taliban hanya akan menjadi gangguan," kata Christine Fair, pakar militer Pakistan dari Universitas Georgetown. "Mereka tidak akan menjadi kekuatan tempur yang kompeten."
Pakistan berulang kali membantah mendukung Taliban. Para ahli mengatakan Pakistan mendukung Taliban sebagai strategi untuk mengamankan pemerintah sekutu di Afghanistan demi menahan pengaruh India.
PERANG DITENTANG PUBLIK
Ratusan orang berlari mengejar pesawat kargo militer AU Amerika Serikat yang hendak tinggal landas di bandara Kabul, Afganistan, dalam cuplikan video yang diunggah pada Senin, 16 Agustus 2021. Beberapa warga Afganistan bahkan nekat bergelantungan di roda dan ban pesawat tersebut. Mereka berbondong-bondong meninggalkan negaranya setelah Taliban menguasai Kabul. Twitter/@morkazemian
Presiden Donald Trump mulai menjabat pada 2017 berjanji untuk mengakhiri apa yang disebutnya "perang tanpa akhir yang konyol."
Menurut Trump orang Amerika tidak cukup peduli dengan Afghanistan untuk menghabiskan miliaran dolar setiap tahun ketika pasukan Amerika tewas.
Pandangan itu mengarah pada kesepakatan dengan Taliban pada Februari 2020 untuk penarikan penuh pasukan AS jika pemberontak memenuhi persyaratan tertentu. Pemerintah Afghanistan tidak dilibatkan dalam pembicaraan.
John Bolton, seorang veteran kepresidenan Bush dan Trump, mengatakan kepada Reuters bahwa perjanjian itu adalah kesalahan terbesar Trump dan bahwa Biden seharusnya mengevaluasi kembali.
Namun, Biden melanjutkan dengan penarikan penuh yang bertentangan dengan saran para pemimpin militer AS dan tanpa memilah-milah pengajuan visa khusus dari warga Afghanistan yang berisiko karena mereka bekerja untuk pemerintah AS, yang mengarah ke operasi evakuasi yang kacau.
Dia semakin skeptis terhadap upaya militer di Afghanistan setelah perjalanan tahun 2009 ke Kabul, yang meyakinkannya bahwa Amerika Serikat terjebak dalam perang yang tidak dapat dimenangkan.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim, jajak pendapat internal menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika mendukung penarikan, membuat Joe Biden nyaman dengan keputusannya.
Jajak pendapat Ipsos pada bulan April mengonfirmasi bahwa mayoritas orang Amerika mendukung Biden.
Yang masih belum jelas adalah bagaimana orang Amerika akan melihat keputusan Biden, setelah gambar TV dari helikopter militer AS mengevakuasi kedutaan AS dan warga Afghanistan mengerumuni bandara, putus asa untuk pergi.
Sebelum Afghanistan direbut Taliban, Joe Biden bersikeras Kabul tidak akan mengulangi kekacuan evakuasi AS yang terkenal dari Saigon, Vietnam, pada tahun 1975.
"Tidak akan ada keadaan di mana Anda melihat orang-orang diangkat dari atap kedutaan besar Amerika Serikat di Afghanistan," kata Joe Biden pada bulan Juli.
Baca juga: Kisah Wartawan Tempo di Afghanistan, Dari Nyaris Ditembak Hingga Mau Dinikahkan
REUTERS