TEMPO.CO, Jakarta - Jepang akan mengirim sebuah pesawat militer pada Senin, 23 Agustus 2021 untuk membawa kembali warganya dari Afghanistan. Menurut juru bicara pemerintah, evakuasi dilakukan di tengah ketidakpastian di negara itu setelah kelompok garis keras Taliban merebut kekuasaan.
Katsunobu Kato, kepala sekretaris kabinet menyatakan Jepang akan mengirim lebih banyak pesawat angkut militer ke Afghanistan untuk membantu proses evakuasi. Bukan hanya warga negara Jepang yang akan dievakuasi melainkan warga Afghanistan yang bekerja di kedutaan Jepang atau yang terkait dengan misi Jepang.
"Transportasi akan digunakan untuk misi kemanusiaan yang mendesak yaitu mengevakuasi warga negara dalam situasi luar biasa," kata Kato. Namun ia tidak mengatakan berapa banyak orang yang akan dievakuasi.
Jepang mengikuti jejak sejumlah negara yang mengirimkan pesawat untuk membawa kembali warganya dan beberapa warga Afghanistan dari sana. Sebelumnya Amerika Serikat dan negara asing lainnya termasuk Inggris mengerahkan ribuan tentara untuk membantu proses evakuasi.
Jepang telah menutup kedutaannya di Afghanistan dan mengevakuasi 12 personel terakhir. Namun masih ada beberapa warga Jepang yang tertinggal di sana.
Proses evakuasi, menurut Presiden Amerika Serikat Joe Biden bukan perkara mudah. Namun ia menegaskan kembali komitmennya untuk menyelamatkan warga negaranya dan warga negara Afghanistan dari Kabul.
Ia berkata, situasi di Kabul terus berubah dalam tempo cepat dan ia tidak menyangkal bahwa ada ancaman di tengah-tengah perubahan tersebut, salah satunya dari kelompok teroris ISIS-K (K untuk Khorasan).
"Perlu saya tegaskan, evakuasi ribuan warga dari Kabul akan sulit dan menyakitkan, tak peduli kapan itu berlangsung. Proses masih panjang dan kesalahan sangat mungkin terjadi," ujar Joe Biden dalam keterangan persnya pada Ahad kemarin, waktu setempat, 22 Agustus 2021.
Baca: Joe Biden: Evakuasi Warga Afghanistan Dari Kabul Akan Sulit dan Menyakitkan
REUTERS