TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan di Jepang mempertimbangkan penggunaan venue Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo sebagai fasilitas medis COVID-19. Hal tersebut menyusul memburuknya pandemi COVID-19 pasca event olahraga internasional itu rampung.
Saat ini, Jepang tengah menghadapi gelombang kelima pandemi COVID-19 yang memaksa mereka untuk memperpanjang status darurat nasional hingga 12 September nanti. Gelombang tersebut dipicu oleh penyebaran varian Delta yang lebih mudah menular. Adapun Jepang tercatat memiliki 1,2 juta kasus, 15 ribu kematian, dengan angka kasus COVID-19 per harinya di kisaran 20-25 ribu kasus.
"Para ahli medis telah mendesak penggunaan sejumlah fasilitas Olimpiade yang dimiliki Pemerintah Tokyo seperti Tokyo Aquatics Centre (lokasi renang) dan Musahino Forest Sport Plaza (lokasi badminton)," sebagaimana dikutip dari harian Jepang, Sanke Newspaper, Ahad, 22 Agustus 2021.
Kendala yang dihadapi Jepang sekarang, sebagian venue Olimpiade Tokyo masih akan digunakan untuk Paralimpiade. Jadi, kalaupun penggunaan venue dipastikan, sebagian besar baru bisa digunakan setelah Paralimpiade rampung pada 5 September nanti.
Kendala lainnya, Pemerintah Jepang harus memastikan ada cukup sumber daya manusia, perlengkapan medis, serta protokol yang mumpuni. Nah, menurut laporan Sanke Newspaper, jumlah SDM plus peralatan medis pun terbatas yang membuat berbagai rumah sakit kelimpungan menghadapi pertambahan kasus yang besar.
"Paralimpiade Tokyo berjalan dalam situasi yang rumit, di saat rumah sakit berjuang menghadapi pandemi COVID-19," ujar penyelenggara Paralimpiade Tokyo dalam keterangan persnya, dikutip dari Reuters.
Per berita ini ditulis, Pemerintah Jepang belum mau berkomentar lebih lanjut soal kapan akan ada keputusan soal penggunaan venue Olimpiade Tokyo untuk fasilitas medis COVID-19.
Baca juga: Paralimpiade 2020 Kian Dekat, Kasus Covid-19 di Tokyo Capai Angka Tertinggi
ISTMAN MP | REUTERS