TEMPO.CO, Jakarta - Ismail Sabri Yaakob, 61 tahun, pada Sabtu, 21 Agustus 2021, diambil sumpah sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru menggantikan Muhyiddin Yassin, yang memutuskan mundur setelah kehilangan dukungan mayoritas parlemen. Ismail sebelumnya adalah Wakil Perdana Menteri Malaysia.
Ismail saat ini dihadapkan pada tugas berat, yakni mengatasi kenaikan angka positif Covid-19 di Malaysia dan kemarahan masyarakat atas mismanagement pandemi Covid-19.
Ismail diambil sumpah jabatan di istana nasional Malaysia setelah ditunjuk oleh Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah untuk mengambil alih kemudi yang ditinggalkan Muhyiddin. Malaysia adalah negara dengan sistem konstitusi kerajaan.
Sumpah jabatan Ismail dilakukan didepan Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah dan pemimpin politik lainnya, termasuk mantan Perdana Menteri Najib Razak. Raja Al-Sultan Abdullah sebelumnya menyebut perdana menteri Malaysia yang baru harus menjalani pemungutan suara di parlemen untuk mosi percaya. Ini untuk membuktikan perdana menteri yang baru itu, benar-benar mendapatkan suara dukungan mayoritas parlemen.
Pada pekan ini, sebuah petisi online beredar yang menolak penunjukkan Ismail sebagai Perdana Menteri Malaysia. Petisi itu sudah ditanda-tangani 350 ribu orang, yang mengkritisi cara Ismail mengatasi pandemi Covid-19 di Malaysia.
Angka positif Covid-19 di Malaysia dan kematian akibat virus corona, masuk daftar tertinggi di Asia Tenggara. Pada Jumat, 20 Agustus 2021, ada 23.564 kasus baru infeksi virus corona atau sudah tiga hari berturut-turut tembus angka tertinggi. Total ada 1,5 juta kasus virus corona di Malaysia.
Baca juga: Sultan Abdullah Ingin Perdana Menteri Malaysia Baru Didukung Mayoritas Parlemen
Sumber: Reuters