TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan pejabat senior eks Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengatakan Ghani meninggalkan Kabul pada 15 Agustus hanya dengan pakaian yang dia kenakan, berlawanan dengan tuduhan dia melarikan diri dengan uang tunai.
Pada jam-jam terakhir itu, mentan pejabat senior itu mengatakan kepada CNN, seorang anggota senior pemerintahan Ghani bertemu di Kabul dengan seorang anggota terkemuka dari kelompok yang bersekutu dengan Taliban dan Al Qaeda, yang mengatakan kepadanya secara blak-blakan bahwa pemerintah harus menyerah.
"Pada hari-hari menjelang kedatangan Taliban di Kabul, kami telah mengejar kesepakatan dengan AS untuk menyerahkan secara damai kepada pemerintah inklusif dan agar Presiden Ghani mengundurkan diri," katanya, dikutip dari CNN, 21 Agustus 2021.
"Pembicaraan ini sedang berlangsung ketika Taliban datang ke kota. Taliban memasuki Kota Kabul dari berbagai titik ditafsirkan oleh intelijen kami sebagai kemajuan yang membahayakan," kata pejabat senior itu.
"Kami telah menerima intelijen selama lebih dari setahun bahwa Presiden akan dibunuh jika terjadi pengambilalihan," tambah pejabat itu.
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, didampingi oleh utusan perdamaian Abdullah Abdullah, berbincang dengan anggota delegasi Taliban dalam rilis yang diunggah pada 19 Agustus 2021. Presiden Afghanistan yang berkuasa, Ashraf Ghani telah meninggalkan negaranya sejak Taliban memasuki ibu kota. Abdullah via Facebook
Wakil Presiden Amrullah Saleh melarikan diri pada Minggu pagi, kata mantan pejabat, menuju utara ke Lembah Panjshir. Banyak orang lainnya melarikan diri dari kompleks kepresidenan tidak lama setelah terjadi baku tembak di luar istana. "Orang-orang di kota itu panik dan banyak personel keamanan meninggalkan pos mereka," katanya.
"Pada saat itu, tujuan kami adalah menyelamatkan kota dan warganya dari pertempuran di jalanan. Ini dipertahankan dan kesepakatan yang telah kami mulai negosiasikan (yang) berlanjut hari ini di tangan (mantan kepala eksekutif Afghanistan) Abdullah Abdullah dan ( mantan Presiden Hamid) Karzai."
Ghani pergi dengan tergesa-gesa, kata mantan pejabat itu.
"Dia pergi ke Termez di Uzbekistan, di mana dia menghabiskan satu malam dan kemudian dari sana ke UEA (Uni Emirat Arab). Tidak ada uang bersamanya. Dia benar-benar hanya memiliki pakaian yang dia kenakan."
Ashraf Ghani, yang telah dikritik karena meninggalkan Afghanistan pada nasib yang tidak pasti di bawah Taliban, membantah laporan pada hari Rabu bahwa ia meninggalkan Kabul dengan jutaan dolar AS.
Ashraf Ghani menjelaskan dalam pesan Facebook bahwa dia meninggalkan Afghanistan untuk menghindari pertumpahan darah, dan dia melarikan diri bahkan tanpa mengganti sepatunya.
Baca juga: Profil Ashraf Ghani, Antropolog Budaya yang Menjadi Presiden Afganistan ke-14
CNN