TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menerima suntikan ketiga vaksin Covid-19 Pfizer pada Jumat, setelah Israel memperpanjang kampanye suntikan dosis penguat (booster) kepada orang berusia di atas 40 tahun untuk mencoba mengekang varian Delta.
Kasus-kasus baru di Israel telah melonjak sejak kemunculan Delta dan Bennett, 49 tahun, telah berusaha menghindari lockdown nasional yang merusak ekonomi dengan meningkatkan dosis ketiga.
Orang yang berusia di atas 60 tahun mulai menerima dosis ketiga pada Juli, sebelum usia minimum kelayakan diturunkan menjadi 50. Pejabat Kementerian Kesehatan menyebutkan kekebalan yang berkurang dan daya menular varian Delta yang tinggi.
Dikutip dari Reuters, 21 Agustus 2021, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan pada hari Jumat, booster sekarang akan diberikan kepada orang di atas 40 tahun setidaknya lima bulan setelah suntikan kedua. Suntikan ketiga vaksin Covid-19 direkomendasikan guru, petugas kesehatan, penjaga orang tua, dan perempuan hamil dari segala usia.
Amerika Serikat telah mengumumkan rencana untuk menawarkan suntikan booster kepada semua orang Amerika, mengutip data yang menunjukkan perlindungan yang semakin berkurang. Kanada, Prancis, dan Jerman telah mengumumkan kampanye program booster.
"Jika Anda divaksinasi dengan suntikan ketiga, kita akan dapat menghindari lockdown keempat," kata Bennett sebelum dia menerima suntikan ketiganya. Dia mengatakan Israel akan membagikan datanya.
Presiden Israel Isaac Herzog m menerima dosis ketiga vaksin Covid-19 di Sheba Medical Center, Ramat HaSharon, Israel, 30 Juli 2021. Israel menjadi salah satu negara pertama yang memberikan suntikan booster bagi warganya. Xinhua/JINI
Lebih dari 1 juta dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima suntikan ketiga, yang menurut penyedia layanan kesehatan Israel pada hari Rabu adalah 86% efektif dalam mencegah infeksi.
Pejabat kesehatan Israel mengatakan mereka melihat tanda-tanda awal bahwa kampanye vaksin booster mungkin memperlambat laju peningkatan kasus.
Sekitar 1 juta orang Israel yang memenuhi syarat belum mengambil dosis vaksin Covid-19 apa pun dan kasus yang parah telah meningkat, meskipun hanya sedikit orang yang berusia 40 hingga 50 tahun yang divaksinasi penuh jatuh sakit parah.
Penelitian telah menunjukkan bahwa vaksin Pfizer masih sangat efektif dalam mencegah penyakit serius, tetapi efektivitasnya terhadap infeksi baru menurun ketika varian Delta menyebar.
Hingga kini tidak ada konsensus di antara para ilmuwan dan lembaga kesehatan bahwa dosis ketiga diperlukan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu mengatakan data saat ini tidak menunjukkan perlunya booster, dan bahwa orang-orang yang paling rentan di seluruh dunia harus divaksinasi sepenuhnya sebelum negara-negara berpenghasilan tinggi menerapkan vaksinasi booster.
Pfizer Inc mengatakan kemanjuran vaksinnya turun dari waktu ke waktu dan bahwa suntikan ketiga vaksin Covid-19 menunjukkan antibodi penawar yang jauh lebih tinggi terhadap virus SARS-CoV-2 awal, varian Delta, dan varian Beta.
Baca juga: Amerika Serikat Mulai Program Suntikan Booster Vaksin Covid-19 pada 20 September
REUTERS