Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

FBI: Ada Bukti Kerusuhan US Capitol Adalah Peristiwa Terencana

image-gnews
Ratusan pendukung Presidenn Donald Trump menyalakan flare saat berkumpul di Gedung Capitol Amerika Seikat di Washington, 6 Januari 2021. Pendukung Donald Trump menyerbu gedung parlemen AS, US Capitol, saat Wakil Presiden Mike Pence menolak permintaan Presiden Trump untuk membatalkan kekalahannya dari Joe Biden. REUTERS/Leah Millis
Ratusan pendukung Presidenn Donald Trump menyalakan flare saat berkumpul di Gedung Capitol Amerika Seikat di Washington, 6 Januari 2021. Pendukung Donald Trump menyerbu gedung parlemen AS, US Capitol, saat Wakil Presiden Mike Pence menolak permintaan Presiden Trump untuk membatalkan kekalahannya dari Joe Biden. REUTERS/Leah Millis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Biro Investigasi Federal Amerika, FBI, menemukan sedikit bukti bahwa kerusuhan US Capitol yang terjadi pada 6 Januari lalu adalah peristiwa terencana. Dikutip dari kantor berita Reuters, empat aparat penegak hukum dari FBI yang memberikan keterangan tersebut.

Menariknya, bukti yang ada mengarah pada temuan bahwa kerusuhan yang terjadi tidak diorganisir oleh kelompok-kelompok besar pendukung mantan Presiden Amerika Donald Trump. Sebaliknya, kerusuhan diorganisir oleh kelompok-kelompok kecil, sempalan, yang memang berniat menyerang US Capitol dan menyandara pejabat-pejabat di sana.

"Sekitar 90 hingga 95 persen bukti dan keterangan menunjukkan bahwa ini bukan kasus terencana. Namun, 5 persen sisanya menunjukkan upaya sekelompok milisi yang lebih teorganisir (menyerang US Capitol)," ujar pejabat FBI, yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 20 Agustus 2021.

Pejabat-pejabat FBI melanjutkan, meskipun mereka menemukan bukti bahwa sekelompok milisi memang berniat dan berencana untuk menjebol US Capitol, bukti yang ada tidak memberikan keterangan soal apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan kata lain, belum ditemukan bukti soal apa rencana mereka usai menjebol gedung dan menyandera para pejabat.

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton

Keterangan dari pihak Kejaksaan membenarkan apa yang disampaikan sumber-sumber di FBI. Mereka menjerat 40 pelaku penyerangan US Capitol dengan pasal konspirasi. Sebab, dalam kapasitas tertentu, mereka memang berniat menyerang gedung US Capitol.

Salah satu dari 40 pelaku adalah pemimpin Proud Boys. Pemimpin itu, kata Kejaksaan, merekrut anggota dan kemudian meminta mereka untuk menyetok rompi anti-peluru serta perlengkapan militer untuk kepentingan penyerangan ke US Capitol. Selain itu, pemimpin tersebut juga membuat rencana serangan di mana anggotanya menerobos US Capitol dari beberapa titik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Temuan FBI tidak hanya akan berperan besar ke penuntutan, tetapi juga proses investigasi di Kongres Amerika. Kongres Amerika berniat mengungkap bagaimana kasus US Capitol bisa sampai terjadi siapa dalang utama di baliknya. Hingga berita ini ditulis, hal itu masih gelap.

Menurut laporan Reuters, sejumlah anggota Kongres Amerika telah mendapat keterangan dari FBI soal apa saja temuan mereka. Sejauh ini, temuan FBI, perihal serangan terencana, dianggap kredibel.

Per berita ini ditulis, kurang lebih ada 570 orang yang telah ditangkap terkait kerusuhan US Capitol. Mayoritas adalah pendukung setia mantan Presiden Amerika Donald Trump. Serangan itu sendiri terjadi di hari pengesahan hasil Pilpres Amerika yang dimenangkan oleh Joe Biden. Adapun sebelum serangan terjadi, Trump mengahasut pendukungnya untuk menyerbu US Capitol.

Baca juga: Dua Polisi Gugat Donald Trump karena Menghasut Kekerasan di Capitol AS

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

1 hari lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

1 hari lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

2 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?


Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

2 hari lalu

Logo Biro Investigasi Federal terlihat di markas besar FBI di Washington, AS, 14 Juni 2018. REUTERS/Yuri Gripas
Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.


FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

3 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

4 hari lalu

Kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key hingga runtuh, di Baltimore, Maryland, AS, 27 Maret 2024. REUTERS/Mike Segar
FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore


Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berunjuk rasa dengan para pendukungnya pada acara
Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani


Joe Biden Membela Israel, Janjikan G7 akan Bertindak terhadap Serangan Iran

6 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berhenti sejenak saat pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023. Miriam Alster/Pool via REUTERS
Joe Biden Membela Israel, Janjikan G7 akan Bertindak terhadap Serangan Iran

Joe Biden mengecam serangan Iran terhadap Israel dan menjanjikan dukungan G7 bagi sekutunya.


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

9 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.