TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Kamis, 19 Agustus 2021, menggambarkan kondisi yang terjadi Afghanistan seperti sebuah bencana kehancuran. Dia pun melihat ada sebuah kegagalan dari intelijen dalam mengantisipasi upaya kelompok radikal Taliban dalam merebut kekuasaan pemerintah Afganistan.
Di hadapan anggota parlemen Uni Eropa, Borrell mengatakan sekitar 100 pegawai Uni Eropa dan 400 warga negara Afghanistan yang pernah bekerja untuk Uni Eropa serta anggota keluarga mereka, sudah dievakuasi dari Afghanistan. Masih ada lebih dari 300 warga negara Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu.
Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters
Dia menekankan, ada tugas moral untuk menyelamatkan sebanyak mungkin warga negara Afghanistan secepatnya, yang pernah bekerja untuk Uni Eropa di Afghanistan. Bukan hal yang mustahil pula untuk mengeluarkan mereka semua dari sana saat ini.
“Saya ingin memperjelas dan apa adanya, ini adalah sebuah malapetaka. Ini adalah malapetaka untuk warga negara Afghanistan, bagi nilai-nilai barat dan kredibilitas serta bagi perkembangan hubungan internasional,” kata Borrell.
Negara-negara Barat berebut melakukan evakuasi pada semua warga negaranya, staf lokal warga negara Afghanistan dan anggota keluarga mereka untuk keluar dari Afghanistan sejak kelompok garis keras tersebut mengendalikan Ibu Kota Kabul pada Minggu, 15 Agustus 2021. Ada ribuan orang yang sangat ingin lolos dari pemeriksaan Taliban dan pasukan Amerika Serikat demi bisa sampai ke bandara Kabul.
Dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen, Borrell juga menyoroti kekhawatiran adanya gelombang migran dari Afghanistan ke Eropa. Eropa pernah mengalami krisis migran pada 2015, di mana ketika itu gelombang besar migran masuk ke Eropa untuk melarikan diri dari konflik di Irak dan Suriah.
Baca juga: China Minta Dunia Dukung Pemerintahan Baru Afghanistan, Jangan Terus Menekan
Sumber: Reuters