TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok LGBT di Afganistan waswas nyawa mereka terancam saat Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban. Banyak dari mereka yang LGBT bersembunyi di rumah dengan harapan bisa di evakuasi ke negara-negara barat sebelum kelompok radikal Taliban mengancam akan menghukum mereka yang LGBT.
Taliban pernah mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat Afganistan. Namun sejumlah laporan menyebut Taliban melempari laki-laki gay sampai mati ketika mereka berkuasa terakhir kalinya dan yudisial mendukung pemberlakuan hukuman mati pada mereka yang LGBT. Kondisi ini telah membuat beberapa LGBT memilih untuk bersembunyi di rumah.
“Saya merasa tidak nyaman. Saya hanya bisa menangis dan berfikir apa yang akan terjadi?,” kata seorang mahasiswa yang orientasinya sexnya LGBT, 21 tahun, melalui sambungan telepon.
Keluarga pengungsi dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afganistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afganistan, 10 Agustus 2021.REUTERS/Stringer]
Pada Minggu, 15 Agustus 2021, Taliban sudah merangsek Ibu Kota Kabul dan dengan cepat mengambil alih militer Afghanistan. Taliban bergerak cepat setelah Amerika Serikat mulai menariki tentaranya di negara itu.
Sebelum Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan, laki-laki gay di Afghanistan mengatakan hidup mereka dalam bahaya jika mereka terbuka dengan identitas seksual mereka. Kemenangan Taliban pada hari Minggu kemarin telah memantik waswas kalau kebrutalan akan ditegakkan dan perhatian internasional akan memudar.
“Mereka (Taliban) mengatakan pada dunia kami tidak akan menyakiti siapa pun. Kami tidak akan membunuh siapa pun. Namun mereka itu berbohong. Mereka akan mulai melakukan apa yang mereka lakukan pada 2001 silam,” kata mahasiswa LGBT tersebut.
Kerumunan orang di bandara Kabul telah memperlihatkan warga yang sangat ingin ikut evakuasi pesawat dari negara-negara barat. Diantara mereka yang ingin ikut pesawat itu adalah LGBT dan masyarakat Afganistan yang merasa hidup mereka terancam di bawah pemerintahan Taliban nanti.
Baca juga: Praktik Mengubah Orientasi Sex LGBT di Selandia Baru Terancam 5 Tahun Bui
Sumber: 7news.com.au