TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Selasa, 17 Agustus 2021, melaporkan ada lebih dari seribu kematian akibat Covid-19 atau sekitar 42 kematian per satu jam. Tingginya pasien Covid-19 yang meninggal di Negeri Abang Sam dipicu oleh varian Delta Covid-19 dan masih rendahnya jumlah warga yang diimunisasi vaksin virus corona.
Dalam sebulan terakhir, kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat mengalami kenaikan atau rata-rata 769 per hari. Angka itu tertinggi sejak pertengahan April 2021 berdasarkan perhitungan Reuters.
Seorang perempuan berjalan sambil mengenakan masker di sekitar Wall Street di New York, Amerika Serikat. Reuters
Pada Selasa, 17 Agustus 2021, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengkonfirmasi akan memperpanjang aturan menggunakan masker sampai pertengahan Januari 2022 bagi mereka berada di transportasi umum seperti di pesawat terbang, kereta, bus, bandara dan stasiun kereta.
Seperti banyak negara lain di dunia, varian Delta Covid-19 telah menjadi sebuah tantangan besar.
Berdasarkan perhitungan Reuters merujuk pada data yang ada, pada Selasa, 17 Agustus 2021 ada 1.017 kematian akibat Covid-19. Dengan begitu pasien virus corona yang meninggal di Amerika Serikat sudah sebanyak 623 ribu orang atau tertinggi di dunia.
Amerika Serikat mencatatkan angka harian kematian akibat Covid-19 tembus sampai seribu orang adalah pada Maret 2021 lalu. Otoritas Amerika Serikat sudah mulai menyusun rencana percepatan imunisasi vaksin virus corona untuk menghadapi ancaman baru.
Angka yang dipublikasi oleh Our World in Data dalam dua pekan terakhir memperlihatkan rata-rata dalam tujuh hari ada kenaikan 14 persen dari jumlah dosis vaksin virus corona yang disuntikkan ke masyarakat.
Beberapa pemerintah negara bagian dan sektor bisnis menawarkan insentif kepada mereka yang mau suntik vaksin virus corona, seperti pemberian uang tunai dan hadiah lainnya. Kenaikan kasus virus corona, juga telah menyebabkan sejumlah perusahaan dan negara bagian di Amerika Serikat mewajibkan suntik vaksin virus corona kepada para pegawainya jika mereka tak mau dipecat dan tidak mau melakukan tes virus corona secara berkala.
Baca juga: Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
Sumber; Reuters