TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Jair Bolsonaro dilaporkan memblokir akun-akun media sosial yang mengkritiknya. Dikutip dari kantor berita Reuters, Bolsonaro memblokir kurang lebih 176 akun. Beberapa dari akun tersebut dimiliki oleh jurnalis, anggota kongres, serta influncer dengan jumlah pengikut jutaan.
Menurut organisasi Human Rights Watch, yang membuka data tersebut, apa yang dilakukan Jair Bolsonaro melanggar HAM. Sebab, Bolsonaro mencoba memberangus kebebasan pengkritiknya untuk berekspresi serta mendapat akses terhadap informasi.
"Dia mencoba menyingkirkan orang-orang dan institusi yang tidak sepandangan dengannya. Ia hanya ingin ruang yang memberikan applaus kepada dirinya," ujar Direktur Human Rights Watch Brasil, Laura Canineu, Kamis, 19 Agustus 2021.
Dengan Bolsonaro memblokir akun-akun pengikutnya, maka mereka tak bisa lagi menyampaikan komentar kepadanya. Hal itu menghilangkan debat publik sekaligus menghalangi jurnalis untuk bertanya kepada Bolsonaro via media sosial.
Di bulan April dan Juni, Human Rights Watch sempat menyebar survei yang menanyakan apakah warga Brasil pernah diblokir oleh Bolsonaro atau tidak. Hasilnya, 400 mengatakan "ya". Bahkan, sebanyak 176 di antaranya mengikutkan bukti pemblokiran di berbagai media sosial. Adapun para pemilik akun menyakini mereka diblokir karena melayangkan kritik ke Bolsonaro.
Kantor Kepresidenan Brasil belum memberikan respon atas pernyataan Human Rights Watch.
Sejauh ini, media sosial berperan penting terhadap karir politik Bolsonaro. Pada tahun 2018, media sosial membantunya untuk menggalang dukungan yang pada akhirnya berperan besar di Pilpres Brasil. Ia memiliki 6,9 juta pengikut di Twitter; 14,2 juta pengikut di Facebook; dan 18,6 juta pengikut di Instagram.
Sehari-harinya, Bolsonaro menggunakan akun media sosialnya untuk pengumuman-pengumuman penting. Selain itu, juga untuk mengomentari isu-isu terkini, baik dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca juga: Jair Bolsonaro Dituduh Intimidasi Kongres Brasil dengan Parade Militer
ISTMAN MP | REUTERS