TEMPO.CO, Jakarta - Taliban diduga menembak dan membunuh seorang wanita di provinsi Takhar setelah wanita tersebut keluar di depan umum tanpa mengenakan burqa. Peristiwa itu terjadi pada hari yang sama ketika Taliban berjanji menghormati hak-hak wanita.
Sebuah foto yang beredar di media sosial Afghanistan memperlihatkan seorang wanita di distrik Taloqan, provinsi Takhar, terbaring dalam genangan darah. Di sisinya orang tua dan beberapa orang lainnya berjongkok. Dilansir dari Fox News, wanita tersebut ditembak dan dibunuh karena keluar tanpa burqa.
Pada hari yang sama, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menggelar konferensi pers pertama yang menyatakan kelompok ini akan menghormati hak-hak perempuan dalam hukum syariah. Dia juga menawarkan amnesti kepada warga Afghanistan yang telah bekerja untuk lembaga asing yang didukung Amerika Serikat.
Sebelum invasi AS yang menggulingkan pemerintah Taliban pada 2001, kelompok itu sangat membatasi kebebasan perempuan. Mereka tidak diperbolehkan belajar dan bekerja. Kaum wanita juga dilarang keluar rumah tanpa ditemani oleh pendamping laki-laki.
Taliban mewajibkan pula para perempuan Afghanistan untuk mengenakan burqa, pakaian yang menutupi seluruh tubuh dari kepala hingga kaki. Mata pemakainya pun tidak dapat terlihat karena telah dilapisi oleh jaring.
Taliban akan menghukum perempuan yang mencoba bekerja atau tidak menggunakan burqa dengan cara mencambuk mereka di depan publik.
Baca: 40 Orang Tewas dalam Kekacauan di Bandara Kabul
AFIFA RIZKIA AMANI | DEWI | FOX NEWS | NEWS.COM.AU