TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Afganistan Pertama, Amrullah Saleh, pada Selasa mengatakan dia berada di Afganistan dan mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara yang sah setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu ketika gerilyawan Taliban merebut ibu kota Kabul.
Dikutip dari Reuters, 18 Agustus 2021, Amrullah Saleh mengatakan pada pertemuan keamanan yang dipimpin oleh Ashraf Ghani pekan lalu bahwa dia bangga dengan angkatan bersenjata dan pemerintah akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memperkuat perlawanan terhadap Taliban.
Tetapi negara itu jatuh ke tangan Taliban dalam hitungan hari, bukan bulan seperti yang diperkirakan oleh intelijen AS.
Dalam serangkaian cuitan Twitter pada Selasa, Saleh mengatakan percuma untuk berdebat dengan Presiden AS Joe Biden, yang telah memutuskan untuk menarik pasukan AS.
Dia meminta rakyat Afganistan untuk menunjukkan bahwa Afganistan "bukan Vietnam & Taliban bahkan tidak beda seperti Vietcong".
Pada 15 Agustus, gerilyawan Taliban memasuki Kabul tanpa perlawanan dan mengambil alih kota dalam hitungan jam, TASS melaporkan. Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengundurkan diri untuk menghindari pertumpahan darah, dan melarikan diri dari negara itu. Negara-negara Barat saat ini sedang mengevakuasi warga dan staf kedutaan besar mereka.
Gambar dan video dari bandara Kabul memperlihatkan orang-orang Afganistan yang putus asa mencoba naik pesawat militer AS saat lepas landas, kejadian yang mengingatkan foto tahun 1975 ketika orang-orang Vietnam mencoba naik helikopter di atap di Saigon selama penarikan pasukan AS dari Vietnam.
Ratusan orang berlari mengejar pesawat kargo militer AU Amerika Serikat yang hendak tinggal landas di bandara Kabul, Afganistan, dalam cuplikan video yang diunggah pada Senin, 16 Agustus 2021. Beberapa warga Afganistan bahkan nekat bergelantungan di roda dan ban pesawat tersebut. Mereka berbondong-bondong meninggalkan negaranya setelah Taliban menguasai Kabul. Twitter/@morkazemian
Amrullah Saleh mengatakan bahwa tidak seperti Amerika Serikat dan NATO, "kami tidak kehilangan semangat & melihat peluang besar di depan. Peringatan yang tidak berguna sudah selesai BERGABUNG DENGAN PERLAWANAN."
Amrullah Saleh mengatakan bahwa dia tidak akan pernah tunduk kepada teroris Taliban. Dia mengatakan dia tidak akan pernah mengkhianati Ahmad Shah Massoud, pemimpin Aliansi Utara yang dibunuh oleh dua mata-mata Al Qaeda sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Saleh adalah pengkritik vokal Pakistan. Sebagai Wakil Presiden Ashraf Ghani, dan sebagai penasihat keamanan nasional dan kepala direktorat intelijen di pemerintahan Hamid Karzai, Saleh memiliki akses ke informasi yang hanya dimiliki sedikit orang lain, tentang peran militer Pakistan dalam membantu Taliban dengan dukungan militer dan strategis, menurut The Print.
Dalam sebuah wawancara pada tahun 2014, Saleh menceritakan saat dia memberi tahu mantan presiden Pakistan Pervez Musharraf selama pertemuan antara pejabat intelijen Afganistan dan Pakistan, di kantornya di Rawalpindi, bahwa pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden bersembunyi di Pakistan.
"Musharraf sangat marah sehingga dia menggebrak meja dan membatalkan pertemuan. Tapi kami benar ketika Osama bin Laden ditemukan di Abbottabad pada 2011, bersembunyi di depan mata, selemparan batu dari akademi militer Pakistan," kata Saleh.
Tidak diketahui pasti di mana keberadaan Saleh, tetapi France24 melaporkan Amrullah Saleh tampaknya telah mundur ke front pertempuran terakhir yang tersisa di Afganistan, Lembah Panjshir di timur laut Kabul.
The Week melaporkan Amrullah Saleh absen dari beberapa gambar pertemuan para pemimpin tinggi pemerintah Afganistan, sebelum akhirnya muncul mengumumkan perlawanan terhadap Taliban.
Baca juga: Rusia Tidak Ingin Buru-buru Akui Taliban Sebagai Penguasa Sah Afganistan
REUTERS | TASS | FRANCE24 | THE WEEK | THE PRINT