TEMPO.CO, Jakarta - Personel Amerika Serikat menghancurkan paspor sejumlah warga Afganistan ketika mereka menyingkirkan semua materi sensitif di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul dalam persiapan untuk evakuasi penuh, menurut kantor anggota DPR AS Andy Kim dengan orang-orang yang meminta bantuan evakuasi dari Afganistan.
Tidak jelas mengapa paspor itu dihancurkan, tetapi ada kemungkinan para diplomat memutuskan bahwa akan berbahaya jika dokumen-dokumen itu jatuh ke tangan anggota Taliban, yang kemudian dapat menargetkan orang-orang Afganistan itu, menurut CNN, 18 Agustus 2021.
Kepada ABC News, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS membenarkan penghancuran paspor warga Afganistan, menyebutnya sebagai prosedur operasi standar selama evakuasi dan mengatakan itu tidak akan mencegah orang-orang yang memenuhi syarat untuk dievakuasi.
Kekacauan telah menyelimuti Kabul setelah presiden Afganistan meninggalkan negara itu selama akhir pekan dan Taliban menguasai istana kepresidenan, mengakhiri kampanye militer AS di Afganistan selama 20 tahun.
Saat krisis meningkat, gambar dari Kabul yang menunjukkan warga Afganistan menyerbu landasan bandara dan naik ke pesawat militer setelah AS mengambil alih bandara.
Pentagon mengatakan bahwa 6.000 tentara AS sedang dikirim ke ibu kota negara itu saat militer berupaya mengevakuasi orang-orang dari Kabul, ABC News melaporkan.
AS tidak melindungi Kedutaan Besar AS yang dievakuasi sepenuhnya di Kabul, tetapi kompleks itu berada di daerah yang dijaga ketat, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
Pengungsi memadati interior pesawat angkut C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS, membawa sekitar 640 warga Afganistan ke Qatar dari Kabul, Afganistan, 15 Agustus 2021. [Courtesy of Defense One/via REUTERS]
Tidak memiliki paspor menciptakan masalah besar bagi warga Afganistan yang dengan putus asa berusaha keluar dari negara itu.
"Pelayanan visa dan paspor di Kedubes dihentikan, dan paspor yang dimiliki Kedubes dimusnahkan. Saat ini, tidak mungkin untuk menyediakan layanan visa lebih lanjut di Afganistan," kata kantor Kim, CNN melaporkan.
Andy Kim, perwakilan Demokrat dari New Jersey, telah mengumpulkan permintaan bantuan untuk Afganistan di lapangan, dengan kantornya menyalurkan permohonan bantuan melalui alamat email. Dalam catatan tanggapan email, yang diperoleh ABC News, dikatakan, "Paspor yang dimiliki Kedubes telah dihancurkan. Saat ini, tidak mungkin untuk menyediakan layanan visa lebih lanjut di Afganistan."
"Departemen Luar Negeri AS menyarankan semua orang yang menunggu proses untuk menemukan tempat berlindung dan menunggu instruksi lebih lanjut. Mereka tidak boleh pergi ke bandara sampai mereka dipanggil untuk melakukannya dan harus mengikuti instruksi dengan hati-hati," ujar anggota DPR Tom Malinowski, menambahkan AS harus menemukan cara untuk memverifikasi identitas warga Afganistan yang paspornya dibakar.
"Kami harus membawa orang tanpa paspor dan memeriksanya dengan cara lain, seperti dengan nomor telepon mereka misalnya. Dalam banyak kasus, kami mengetahui informasi kontak mereka dan nomor telepon mereka dan begitulah cara kami mengidentifikasi mereka," kata Malinowski kepada CNN.
Malinowski setiap warga Afganistan yang berani melakukan perjalanan ke bandara Kabul tidak akan mau pergi ke sana dengan dokumen identitas.
Baca juga: Viral Bandara Diserbu, Taliban Minta Warga Afghanistan Jangan Mengungsi
CNN | ABCNEWS